Selasa 19 Jul 2016 19:34 WIB

Ahok: Pembongkaran Bukit Duri Solusi Entaskan Banjir

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ( ilustrasi)
Foto: Republika/ Rendra Purnama
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok ( ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan pembongkaran kawasan Bukit Duri merupakan satu-satunya solusi untuk menyelesaikan masalah banjir yang melanda wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.

Ahok enggan menyebut penataan Bukit Duri sebagai penggusuran. Kepada wartawan, ia hanya mau menyebutnya pembongkaran. Menurutnya, sudah ada 84 keluarga disana yang setuju dipindah. Ia mengaku tak akan menunda penggusuran yang akan terjadi dalam 1-2 bulan ke depan.

"Bukan penggusuran, pembongkaran lah lebih cocok. Itu 84 (keluarga) udah oke kok (dipindah). Kita enggak mungkin tunda, kalau ditunda ya normalisasi sungainya terganggu," katanya di Balai Kota, Selasa (19/7).

Ia menyebut genangan air masih terjadi di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Padahal menurutnya wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Pusat sudah tak lagi bermasalah. "Sekarang kamu lihat yang tergenang dimana? selatan dan timur, karena semua masih meluap, semua nempatin. Padahal di utara dan tengah beres," ujarnya.

Ahok meyakini jika semua saluran beres, pompa tak bermasalah dan tidak terjadi pasang, maka genangan air di Ibu Kota bisa diatasi dengan baik. Namun khusus di wilayah Jaksel dan Jaktim, genangan masih terjadi lantaran kapasitas penampungan airnya masih tak cukup. Alasannya, kali Ciliwung sebagai penampung air di wilayah tersebut tak dapat berjalan maksimal.

"Logika kan air dari selatan, ini semua saluran kalau beres, lagi enggak pasang, pompa berfungsi ya airnya turun. Kenapa tergenang? ya enggak cukup kapasitasnya. Gimana caranya? ya bongkar," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement