Rabu 20 Jul 2016 05:06 WIB

Raskin akan Diganti Kupon Pangan Bisa untuk Beli Beras Hingga Telur

Red: Nur Aini
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah melakukan pembahasan mengenai rencana reformasi terhadap program pembagian beras untuk keluarga miskin (raskin) menjadi kupon yang dapat digunakan untuk menebus sejumlah bahan pokok.

"Voucher ini dapat digunakan untuk menebus beras dan atau telur atau bahan pokok lainnya di pasar, di warung, di toko pada harga yang berlaku," kata Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas mengenai perubahan Raskin menjadi bantuan pangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (19/7).

Menurut Jokowi, voucher atau kupon tersebut akan disampaikan secara langsung kepada rumah tangga yang telah didata oleh pemerintah daerah masing-masing. Kepala Negara berharap perubahan kebijakan bantuan tersebut dapat memberikan masyarakat kurang mampu beberapa pilihan kebutuhan pokok selain karbohidrat sebagai penyeimbang gizi. Program tersebut juga memberikan pilihan kepada masyarakat dalam menentukan kualitas bahan pokok yang hendak dikonsumsi. "Dengan reformasi ini, pedagang-pedagang sembako di pasar juga bisa mendapatkan tambahan peluang usaha dan bisa kita berdayakan," kata Jokowi.

Selain itu, dengan diterapkannya program voucher itu, Bulog juga akan berfungsi kembali sebagai penyerap bahan pokok untuk cadangan pangan serta stabilisator harga bahan pangan disaat anjlok. Presiden memerintahkan kabinetnya untuk menerapkan program tersebut secara bertahap pada awal 2017 secara matang. "Untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, misalnya di Papua, di Yahukimo, di Yalimo, di Nduga, di Natuna, di Morotai dan lain-lain saya kira perlu ada kebijakan-kebijakan khusus yang harus disusun," kata Presiden.

Program tersebut juga diyakini dapat menurunkan angka kemiskinan di Indonesia melalui peningkatan kesejahteraan. "Dari data BPS yang ada, saya meyakini bahwa masyarakat kita yang masih kurang sejahtera bisa akan berkurang lagi karena jelas nama, alamat, sasarannya jelas," kata Presiden.

Jokowi juga menyampaikan Badan Pusat Statistik mendata angka kemiskinan di Indonesia pada Maret 2016 turun jadi 10,86 persen. Tingkat kemiskinan tersebut merosot 0,42 persen dari periode 2015. Penurunan angka kemiskinan tersebut diyakini Jokowi terjadi karena terjaganya tingkat inflasi pada kisaran 3 hingga 4 persen. Selain itu, pembangunan di daerah melalui penyaluran dana desa juga mempengaruhi tingkat kesejahteraan penduduk secara positif.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement