Rabu 20 Jul 2016 11:13 WIB

DPK BRI Bisa Tumbuh 10 Persen dari Kontribusi Dana Repatriasi

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Nasabah melakukan tansaksi menggunakan mesin ATM Bank BRI di Jakarta, Senin (13/6). (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Nasabah melakukan tansaksi menggunakan mesin ATM Bank BRI di Jakarta, Senin (13/6). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI memperkirakan, dengan masuknya dana repatriasi, akan ada peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10 persen.

"Dengan adanya peningkatan likuiditas perbankan, suku bunga bisa turun. Dengan likuiditas meningkat, kita harap pertumbuhan pinjaman meningkat, diiringi penurunan tingkat suku bunga bank yang signifikan, kalau ada tingkat suku bunga simpanan yang mahal-mahal kita geser dulu ke yang murah. Lalu akan menambah DPK sebesar 10 persen," ujar Direktur Utama BRI, Asmawi Syam, Selasa (19/7) malam.

Menurut Asmawi, pihaknya telah menyiapkan berbagai instrumen keuangan untuk menampung dana repatriasi yang diperkirakan masuk sebesar Rp 50 triliun ke BRI. Kendati begitu, setelah melakukan sosialiasi pada nasabah prioritas, perseroan optimistis dapat menampung lebih banyak lagi hingga Rp 75 triliun.

BRI Proyeksikan Tampung Rp 75 Triliun Dana Repatriasi

Dana sejumlah tersebut, nantinya akan di lock up selama tiga tahun. Namun, pemilik dana dapat memindahkan dananya ke instrumen investasi lainnya di BRI.

Apalagi dana repatriasi ini diharapkan dapat menumbuhkan lingkungan bisnis dalam negeri yang dilakukan oleh pengusaha Indonesia. Dari yang sebelumnya dana orang Indonesia di Singapura merupakan dana PMA (Penanaman Modal Asing) akan menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) apabila dana itu masuk ke dalam negeri.

"Itu kan artinya pasar kita di Indonesia lumayan besar. Infrastruktur lagi bangun, politik stabil, saham juga bagus, cadangan devisa naik. Udah saatnya kita melakukan repositioning kita terhadap negara lain. Saya kira kita bisa mengatakan uang di luar itu ya baliklah ke Indonesia, supaya bisa membangun ekonomi kita, kita bisnis di Indonesia dan kita ingin bangun pasar kita di Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement