REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Palangka Raya Trikoranti Mustikawati memastikan Provinsi Kalimantan Tengah aman dari peredaran vaksin palsu seperti yang kini menjadi pemberitaan nasional.
"Alhamdulillah, sampai saat ini tim yang melakukan pengawasan di berbagai wilayah di Kalimantan Tengah tidak menemukan adanya indikasi peredaran vaksin palsu," katanya di Palangka Raya, Rabu (20/7).
Dia mengatakan, pengawasan yang dilakukan tersebut meliputi berbagai pusat layanan kesehatan seperti klinik swasta, dokter-dokter praktik serta apotik yang biasanya menyediakan vaksin. Tri mengatakan pengawasan yang dilakukan tersebut di antaranya dengan memastikan vaksin yang dimiliki penyelenggaran kesehatan diperoleh sesuai ketentuan atau melalui jalur resmi.
"Kita melakukan pengawasan mulai dari vaksin tersedia. Apakah pengadaannya dari jalur resmi, kita juga memeriksa faktur pembelian sehingga bisa dipastikan keaslian vaksin," katanya.
Secara berkesinambungan BPOM Palangka Raya juga terus memperketat pengawasan terhadap peredaran vaksin palsu. Selain itu juga melakukan pengawasan terhadap kemungkinan beredarnya obat, jamu atau bahan pangan serta kosmetik yang mengandung bahan kimia berbahaya.
"Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat di Palangka Raya bisa mengunjungi stand kami di Palangka Fair atau langsung ke kantor kami di Jalan Tjilik Riwut Palangka Raya," katanya.
Berdasarkan pantauan, di gerai milik BPOM tersebut selain ada petugas yang siap memberi informasi terkait kesehatan pangan, juga dipajang beberapa jenis jamu tradisional, produk kosmetik, hingga obat serta bahan pangan mengandung bahan kimia berbahaya. "Beberapa produk yang kita pajang ini untuk memberitahukan kepada masyarakat, apa-apa saja bahan pangan, obat, jamu serta kosmetik yang dilarang beredar di pasaran. Jika masyarakat menemukan produk serupa dapat melapor kepada kami," katanya.