Rabu 20 Jul 2016 12:38 WIB

IOC Tunda Keputusan Larang Rusia Berlaga di Olimpiade Rio

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Israr Itah
Olimpiade 2016
Olimpiade 2016

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JENAIRO -- Partisipasi Rusia di Olimpiade 2016 yang digelar di Rio de Jenairo, Brasil, terancam gagal. Rusia terancam dikenai sanksi larangan ke Olimpiade pada bulan depan setelah hasil laporan investigasi mengungkap adanya pelanggaran penggunaan obat terlarang (doping) oleh atlet Rusia.

Namun demikian, berkenaan dengan partisipasi atlet Rusia di Brasil, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan akan hati-hati mengevaluasi laporan McLaren tersebut. IOC menyatakan akan mengeksplorasi pilihan hukum, sebelum memutuskan apakah mereka akan menerapkan larangan kolektif pada seluruh atlet Rusia dari perhelatan kompetisi akbar dunia tersebut.

"Itu akan mengeksplorasi pilihan hukum berkenaan dengan larangan kolektif dari semua atlet Rusia untuk Olimpiade 2016 versus hak untuk mendapatkan keadilan individu," demikian pernyataan IOC, dilansir dari Reuters, Rabu (20/7).

IOC menyatakan keputusan larangan tersebut harus mempertimbangkan putusan dari Pengadilan Arbitrasi Olahraga (CAS) pada Kamis (21/7) waktu setempat, serta putusan dari Kode Anti-Doping Dunia dan Piagam Olimpiade.

Pelanggaran oleh para atlet Rusia ini ditemukan oleh tim yang dipimpin pengacara independen Kanada Richard McLaren. Ia mengungkap penggunaan doping dari hasil sampel urine atlet Rusia pada sebagian besar Olimpiade musim panas dan musim dingin dari akhir 2011 hingga Agustus 2015. Parahnya, disebut laporan itu, kegiatan ini didukung oleh pemerintah Rusia.

Dalam sebuah pertemuan darurat Dewan Eksekutif IOC di Swiss, IOC telah mengumumkan serangkaian langkah lainnya. Sebuah komisi disiplin beranggotakan lima orang dibentuk untuk memulai proses terhadap para pejabat Rusia yang disebutkan terlibat dalam melindungi aktivitas doping. 

IOC juga mengatakan tidak akan mengatur atau memberikan perlindungan terhadap setiap kegiatan olahraga di Rusia, termasuk Olimpiade Eropa yang dijadwalkan pada Juni 2019. Mereka juga memulai tindakan disipliner terhadap para pejabat Rusia yang disebutkan dalam laporan McLaren.

Anggota dari Kementerian Olahraga Rusia dilarang ke Olimpiade Rio. IOC juga mendorog federasi olahraga individu untuk mencari setiap pelanggaran Rusia dari rancangan Badan Anti-Doping Dunia (WADA).

Sementara itu, pihaknya berencana untuk kembali menguji semua atlet Rusia yang berlaga di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi, Rusia. CAS berperan untuk mengatur sengketa antara Rusia, 68 atlet dan  badan olahraga dunia, setelah negara itu dilarang mengirim tim ke Rio. 

Sementara itu, Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko mengatakan sebelumnya tidak ada skema negara dalam praktik doping di Rusia. Ia mengatakan tidak ada tuduhan telah dibuat terhadapnya. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, juga mengatakan Mutko belum disebutkan dalam laporan WADA terlibat langsung dalam melindungi doping. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement