REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia terus berupaya memastikan, salah satu korban baku tembak di Poso, Senin (18/7) adalah Santoso. Caranya, dengan melakukan lima langkah identifikasi.
Langkah-langkah yang dilakukan di antaranya dengan pengenalan secara fisik oleh para tahanan yang terlibat dalam aksi teros yang dijalankan kelompok Santoso. Langkah selanjutnya adalah dengan mengidentifikasi ciri khas tahi lalat di tengah alis kiri dan kanan dan di bawah bibir.
Selain itu, identifikasi juga diambil melalui bekas luka tembak di paha pada 2007 lalu serta identifikasi sidik jari. "Kebetulan yang nersangkutan pernah menjadi tahanan Polri pada 2004 dan pernah diambil sidik jari, dan itu cocok," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Rabu (20/7).
Identifikasi terakhir, lanjut Boy, dilakukan melalui tes DNA. Dalam melakukan identifikasi tersebut, Polri sudah mengambil sampel DNA dari putri pertama Santoso. "Iya, putrinya sudah bertemu petugas dan istrinya (Santoso, Red) juga mengantar," terang Boy.
Dalam identifikasi DNA, Polri membutuhkan waktu tiga hari untuk memastikan hasil uji laboratorisnya. "Proses DNA perlu sekitar minimal tiga hari. Jadi tiga hari ke depan untuk memastikan hasil dari pada uji laboratoris DNA ini," ucap Boy.
(Baca Juga: Luhut Pastikan Santoso Telah Tewas)