REPUBLIKA.CO.ID, POSO -- Meski sudah menembak mati salah satu militan Indonesia paling dicari Santoso, bukan berarti tidak ada lagi ancaman di negara mayoritas Muslim terbesar itu.
Kepala polisi Sulawesi Tengah Rudy Sufahriadi mengatakan operasi keamanan di Poso, di mana 'teroris' Santoso telah bersembunyi akan terus berlanjut.
"Ada kemungkinan serangan balasan," katanya kepada Reuters. "Mereka bukan teroris jika mereka tidak membalas densam," lanjut Rudy melalui sambungan telepon.
Sekitar 20 anggota Mujahidin Indonesia Timur Santoso tetap bersembunyi di hutan-hutan Sulawesi. Di sana Indonesia telah menjalankan operasi keamanan besar selama bertahun-tahun.
Sebuah tim dari kepolisian dan militer juga menembak seorang pria diyakini tangan kanan Santoso, Senin (18/7). Langkah ini dikatakan para pejabat akan melemahkan kelompok.
Presiden Joko Widodo tahun lalu meningkatkan upaya untuk menangkap atau membunuh Santoso, memerintahkan militer untuk mendukung ribuan polisi menjelajahi hutan di mana Santoso bersembunyi.
Upaya termasuk jet tempur dan kapal perang. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah Muslim moderat, tapi militan telah meluncurkan serangan sporadis selama 15 tahun terakhir.