REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, dikabarkan dijemput paksa oleh Ditreskrimum Polda Sumatera Utara. Penangkapan itu dikabarkan terkait dengan dugaan tindakan penipuan uang sebesar Rp 24 miliar dalam kampanye Pilkada Wali Kota Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, mengakui, pihaknya sudah menerima klarifikasi langsung dari Ramadhan Pohan soal kabar penangkapan dirinya tersebut. Menurut Nurhayati, Ramadhan Pohan menolak semua tuduhan tersebut, termasuk soal masalah hutang-piutang yang melibatkan dirinya.
''Kami sudah menerima klarifikasi dari Ramadhan Pohan. Dia tidak menerima yang dituduhkan, tidak ada hutang piutang. Tapi kalau misalnya Tim Suksesnya yang menerima, itu Ramadhan Pohan mengaku tidak tahu. Itu klarifikasi yang kami dapat dari Ramadhan Pohan sendiri,'' tutur Nurhayati saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (20/7).
Tidak hanya itu, menurut Nurhayati, keberadaan Ramadan Pohan di Kantor Polisi untuk memberikan penjelasan soal masalah tersebut. Jadi, berita soal penangkapan calon Wali Kota Medan itu tidak benar.
''Tapi Ramadhan Pohan mengatakan sama sekali tidak tersangkut masalah ini dan itu sama sekali tidak benar,'' ujarnya.
Nurhayati menambahkan, permasalahan yang menimpa Ramadhan Pohan ini memang terkait donasi yang diberikan pihak-pihak tertentu saat Ramadhan terjun di Pemilihan Wali Kota Medan. Partai Demokrat pun akan menyerahkan penyelesaian masalah hukum ini kepada tim pengacara yang dimiliki Ramadhan.
''Ramadhan Pohan sudah ada lawyernya dan semua bisa hubungi lawyernya itu. Jadi Ramadhan Pohan sendiri sudah siap, karena merasa tuduhan itu tidak benar. Dia sudah berikan klarifikasi ke partai,'' ujar anggota Komisi I DPR RI itu.
Terkait dana donasi yang diberikan kepada kader-kader Partai Demokrat yang terjun ke Pilkada, Nurhayati mengungkapkan, partai memang membantu jika kader tersebut tidak memiliki kemampuan. Namun, partai tidak campur tangan dalam masalah-masalah donasi yang dilakukan tim sukses calon tersebut.
''Biasanya kan partai tidak sendiri. Kan ada partai-partai lain yang mengusung dan bentuknya koalisi partai,'' tutur Nurhayati.
Sebelumnya, Ramadhan Pohan disebut-sebut telah ditangkap pihak kepolisian lantaran dugaan terlibat perkara hutang-piutang. Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat itu dikabarkan telah meminjam Rp 24 miliar kepada simpatisan sebagai dana kampanye saat Pemilihan Wali Kota Medan.