Rabu 20 Jul 2016 18:15 WIB

Rel Diganjal Batu, Kereta Kutojaya Hampir Kecelakaan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Karta Raharja Ucu
Ilustrasi rel kereta api.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi rel kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Setelah sempat reda selama masa angkutan Lebaran, praktik pemasangan batu besar di rel kereta api oleh oknum tak bertanggung jawab kembali terjadi di jalur KA wilayah PT KAI Daop 5 Purwokerto. Manajer Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto, Ixfan Hendriwintoko menyebutkan, tindakan pengganjalan rel KA dengan batu ini terjadi di Km  454+3/4 antara stasiun Kebumen dan Wonosari, Rabu (20/7).

''Adanya batu besar di tengah jalur rel KA ini dilaporkan Masinis KA Kutojaya Utara dari Stasiun Pasarsenen menuju Kutoarjo. Untungnya, adanya batu itu dapat segera diketahui masinis dari jarak cukup jauh sehingga laju KA bisa segera diperlambat dan tidak sampai terjadi kecelakaan,'' kata Ixfan.

Menurut dia, setelah mendapati adanya batu di tengah jalan, masinis KA Kutojaya Utara, Teguh R dan Asisten Masinis Samsul, segera melaporkan hal tersebut ke petugas Pengatur Perjalanan KA di Stasiun Wonosari melalui radio yang ada di lokomotif. Mendapat laporan tersebut, petugas Stasiun Wonosari langsung mengirim petugas keamanan ke lokasi.

''Namun saat sampai di lokasi, petugas sudah tidak menemukan pelakunya,'' kata dia menjelaskan.

Namun, dia menyatakan petugas juga sudah melaporjan kejadian ini ke polsuska untuk kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian. Ia berkata, KA yang dihadang batu tersebut merupakan rangkaian KA dengan lokomotif seri CC 2061393 dengan 10 rangkaian gerbong terdiri dari delapan gerbong ekonomi, satu gerbong makan, dan satu gerbong aling-aling dengan  tonase 387 ton.

Terkait kejadian-kejadian serupa, dia minta warga masyarakat bisa segera menyadari bahwa tindakan-tindakan tersebut sangat membahayakan penumpang KA. ''Kalau KA sampai terguling, bukan hanya PT KAI saja yang mengalami kerugian. Namun semua penumpang KA yang jumlahnya ratusan orang bisa menjadi korban,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement