Rabu 20 Jul 2016 18:36 WIB

Rumah Retak Akibat Tanah Bergerak di Sukabumi Bertambah

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Karta Raharja Ucu
 Rumah milik Ikah Atikah (52 tahun) retak-retak akibat pergerakan tanah, ia mengaku masih sering merasakan rumahnya bergetar namun ia terpaksa tetap tinggal di rumahnya, Rabu (20/4). (Republika/Fuji E Permana)
Foto: Republika/Fuji E Permana
Rumah milik Ikah Atikah (52 tahun) retak-retak akibat pergerakan tanah, ia mengaku masih sering merasakan rumahnya bergetar namun ia terpaksa tetap tinggal di rumahnya, Rabu (20/4). (Republika/Fuji E Permana)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah di Kecamatan Curug Kembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat makin bertambah banyak. Pasalnya, hingga Selasa (20/7) sore jumlah rumah yang mengalami retak-retak mencapai puluhan unit.

Peristiwa pergerakan tanah ini tepatnya terjadi di Kampung Babakan Mindi, Desa Nagrakjaya, Kecamatan Curug Kembar. "Pendataan sementara ada tiga rumah rusak parah dan puluhan rumah lainnya retak-retak,’’ kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Andi Kusnadi kepada wartawan Rabu (20/7).

Dari pantauan di lapangan terang dia, pergerakan tanah di kampung tersebut hingga kini masih terus berlangsung. Bahkan, pergerakan tanah juga menyebabkan tanah di sekitar warga terbelah.

Fenomena ini ungkap Andi, disikapi warga dengan mengungsi ke sejumlah tempat yang lebih aman. Data yang dihimpun BPBD, ada tiga kepala keluarga (KK) yang rumahnya rusak parah sudah mengungsi ke rumah keluarga terdekat.

Sementara itu ada 30 KK yang masih dalam tahap persiapan untuk mengungsi dengan mengemasi barang-barangnya. Mereka khawatir bila terjadi hujan deras maka akan mengancam tempat tinggalnya.

Andi menerangkan, gejala pergerakan tanah ini sudah terlihat sejak sepekan terakhir ini. Pergerakan tanah itu diduga berasal dari longsoran tebing Gunung Sapu yang ada di atas permukiman warga.

"Contohnya pada Selasa (19/7) tebing kehutanan Gunung Sapu longsor dan menimpa yang ada di bawahnya,’’ ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo. Tebing yang longsor itu mencapai panjang 200 meter dan tinggi 85 meter.

Longsoran tanah tersebut ungkap Usman, menimpa lahan persawahan seluas satu hektare. Selain itu lanjut dia sebanyak lima rumah mengalami kerusakan seperti retak-retak akibat pergerakan tanah. Kantor Balai Desa Nagrakjaya juga mengalam retak sekitar enam meter. Beruntung dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement