REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme dari Barometer Institute Robi Sugara mengatakan senjata M16 dan SS2 yang dimiliki Santoso kemungkinan berasal bekas konflik Poso dan Ambon.
Sebab menurutnya pascakonflik tidak semua senjata diserahkan kepada aparat keamanan. Robi mengatakan banyak masyarakat Poso maupun Ambon yang percaya konflik dapat kembali terjadi.
Maka banyak dari mereka yang menyimpan atau mengubur senjata. Sebagian masyarakat juga menjual senjata-senjata tersebut.
"Untuk yang ini dari Poso, Ambon dan Bima dari jalur-jalur itu diaktifkan kembali," katanya, Rabu (20/7).
Robi mengatakan saat konflik Poso dan Ambon dua pihak yang berselisih mendapatkan senjata M16 dari Filipina. Saat itu pula sering terjadi bentrokan dengan aparat keamanan. Ada kemungkinan masyarakat mengambil atau merebut senjata SS2 milik aparat.
Robi menambahkan paska konflik selesai mereka menyimpan senjata tersebut karena takut konflik kembali terjadi atau untuk dijual. Menurutnya senjata-senjata tersebut memang senjata yang sudah lama.
"Kalau bertanya dengan masyarakat di sana sebagian besar yakin konflik akan kembali terjadi," katanya.
Santoso memiliki lima pucuk senjata api laras panjang jenis SS1, SS2, dan M16. Senjata-senjati itu dipegang orang-orang penting di dalam kelompok, di antaranya adalah Santoso, Basri, dan Ali Kalora.