Rabu 20 Jul 2016 23:13 WIB

Polda Gorontalo Periksa Warga Masuk dari Sulteng

Red: Teguh Firmansyah
Kelompok Santoso (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kelompok Santoso (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo terus memperketat wilayah perbatasan dengan melakukan pemeriksaan terhadap warga yang masuk dari Sulawesi Tengah (Sulteng) pascatertembaknya gembong teroris Santoso Senin (18/7).

Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo AKBP Bagus Santoso, Rabu, mengatakan Polda Gorontalo terus memperketat wilayah perbatasan Gorontalo-Sulteng, untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris.

"Tidak menutup kemungkinan jika teroris di Poso sudah terdesak akan lari ke luar daerah, makanya Gorontalo akan memperketat dan mempersempit gerakan mereka," kata Bagus.

Dia menjelaskan, sejak dua hari lalu pihak Polda Gorontalo sudah menambah personel anggota polisi yang bertugas di wilayah Perbatasan yakni Popayato Provinsi Gorontalo dan Moutong Provinsi Sulawesi Tengah.

Dia mengungkapkan, selain mengerahkan unsur sabhara, saat ini juga telah ditambah satu peleton Brimob yang berjumlah 30 orang, yang akan bertugas untuk memeriksa warga keluar masuk di wilayah perbatasan.

Sejumlah warga Gorontalo sangat mengapresiasi keberhasilan operasi Tinombala yang berhasil menembak mati pimpinan teroris Santoso.

"Syukur Alhamdulillah gembong teroris yang selama ini sulit dideteksi keberadaannya telah berhasil ditembak mati tim yang bergabung dalam operasi Tinombalo," Kata Efendi salah seorang tokoh masyarakat di Gorontalo.

Baca juga, Santoso Tewas, Gubernur: Operasi Tinombala tak Langsung Dibubarkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement