REPUBLIKA.CO.ID ANKARA -- Dewan Pendidikan Tinggi Turki telah melarang para akademisi meninggalkan negara itu untuk tujuan akademik. Dewan juga mendesak mereka yang berada di luar negeri untuk segera kembali ke Turki. Larangan perjalanan ini berkaitan dengan upaya Turki mencegah lolosnya kaki tangan komplotan pengkudeta dari kalangan akademisi.
"Ini langkah sementara yang terpaksa kita ambil berkaitan dengan risiko penerbangan atas dugaan adanya kaki tangan komplotan pengkudeta di universitas," kata seorang pejabat Turki seperti dilansir Aljazirah, Kamis (21/7).
Menurut pejabat tersebut, universitas selalu mengambil peran penting bagi junta militer di Turki. Individu-individu tertentu diyakini berhubungan dengan militer.
Keputusan untuk membatasi kegiatan akademik di universitas-universitas Turki dalam bepergian ini muncul sebagai upaya Pemerintah Turki untuk menindak seluruh warganya yang terlibat dalam kudeta. Ribuan orang di peradilan, pasukan kepolisian, dan militer telah dipecat atau ditahan.
Dewan Pendidikan Tinggi juga telah menuntut pengunduran diri 1.577 dekan di universitas di seluruh negeri. Kementerian Pendidikan juga mencabut izin 21 ribu guru yang bekerja di lembaga swasta.
Baca juga, Pemerintah: Kudeta Turki Berhasil Digagalkan.
Setidaknya 290 orang, termasuk anggota komplotan, meninggal dalam upaya kudeta Jumat (15/7) malam. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menuduh ulama Turki, Fethullah Gulen, berada di balik aksi kudeta. Ia pun menuntut AS mengekstradisi Gulen.