Kamis 21 Jul 2016 09:03 WIB

Penurunan Bunga Dinilai akan Dorong Kredit di Kuartal III 2016

Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan akan meningkat pada kuartal III 2016 yang didominasi realisasi Kredit Modal Kerja, karena penurunan suku bunga, dan mulai terasanya relaksasi kebijakan makroprudensial.

Dalam survei perbankan bank sentral, pertumbuhan kredit perbankan pada kuartal III 2016 juga karena penurunan suku bunga di seluruh segmen kredit, yakni Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi dan Kredit Konsumsi. "Rata-rata suku bunga KMK rupiah turun 18 basis poin menjadi 13,01 persen, kredit investasi 8 basis poin menjadi 13,46 persen dan kredit konsumsi turun 11 basis poin menjadi 15,75 persen," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Rabu (21/7).

Tirta menerangkan perkiraan kenaikan saluran kredit ini terlihat dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang naik 96,7 persen pada kuartal III dari 78,8 persen pada kuartal II 2016. SBT merupakan jawaban dari 41 responden bank umum yang dikalikan porsi kreditnya, yang selanjutnya dihitung selisih dari jumlah responden yang menyatakan akan meningkat dan menurun. "KMK akan menjadi prioritas utama, sementara di lini konsumsi, kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen menjadi targetb utama," ujar Tirta.

Pertumbuhan kredit perbankan kuartal III juga, diklaim Tirta, karena relaksasi kebijakan makroprudensial BI dengan penyesuaian aturan pembiayaan perumahan dan Giro Wajib Minimum (FWM). Selain itu, pelonggaran suku bunga acuan juga telah menurunkan suku bunga kredit perbankan. Di sisi lain, perbankan juga dipompa dengan peningkatan rasio kecukupan modal.

BI memperkirakan efisiensi perbankan yang terjadi pada kuartal III adalah biaya dana (cost of fund) turun 12 basis poin menjadi sebesar 6,54 persen. Namun, Bank Sentral melihat optimisme perbankan mulai menurun terhadap target pertumbuhan kredit. Survei terbaru BI terhadap 41 bank umum, menunjukkan, rata-rata pertumbuhan kredit perbankan pada 2016 sebesar 10,6 persen, lebih rendah dibanding survei sebelumnya sebesar 12,3 persen. "Itu karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang belum setinggi perkiraan sebelumnya dan perilaku responden yang hati hati dalam menyalurkan kredit untuk menekan kredit bermasalah (NonPerforming Loan/NPL)," ujar dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement