Kamis 21 Jul 2016 13:19 WIB

Menkeu: Pertumbuhan Semester II Bisa 5,3 Persen

Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro memproyeksikan perekonomian nasional bisa tumbuh lebih tinggi pada Semester II 2016 atau mencapai kisaran 5,3 persen yang didukung kinerja dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

"Harapannya dengan menjaga stabilitas konsumsi rumah tangga dan investasi," kata Bambang di Jakarta, Kamis (21/7).

Bambang menjelaskan pemerintah akan berupaya untuk menjaga konsumsi rumah tangga dengan menjaga daya beli masyarakat, agar kontribusinya kepada pertumbuhan ekonomi tetap stabil hingga akhir tahun.

Selain itu, sektor investasi diharapkan bisa memberikan dampak kepada perekonomian melalui percepatan belanja modal pemerintah dan kontribusi swasta sebagai dampak awal dari program amnesti pajak. "Penyerapan yang lebih besar pada semester dua plus dampak awal investasi swasta dengan amnesti pajak, meski mungkin sebagian realisasinya berdampak pada tahun depan, akan membantu pertumbuhan," tuturnya.

Namun, sektor perdagangan nasional belum bisa diharapkan sepenuhnya untuk mendukung pertumbuhan karena berkurangnya permintaan akibat lesunya perekonomian global dan lemahnya harga komoditas. "Kalau mengharapkan ekspor tumbuh positif sepertinya agak berat karena perekonomian global melemah dan harga komoditas sedang jelek," ucap Bambang.

Meskipun demikian, ada peluang perbaikan kinerja perdagangan pada Semester II 2016 yaitu melalui ekspor barang konsumsi dan produk bernilai tinggi serta impor barang modal yang dibutuhkan untuk mendukung investasi.

Bambang menegaskan proyeksi pertumbuhan ekonomi Semester II 2016 harus diupayakan untuk mencapai asumsi akhir tahun 5,2 persen, karena perekonomian Semester I diperkirakan hanya mencapai lima persen.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement