REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Erupsi yang sedang terjadi di Gunung Bromo tak menyurutkan niat Suku Tengger yang berdiam di kaki gunung untuk menyelenggarakan ritual Yadnya Kasada. Pada Kamis (21/7) pagi, upacara Kasada memasuki puncaknya. Warga Tengger beramai-ramai menuju kawah Gunung Bromo untuk menyerahkan sesaji kepada para leluhur.
Upacara Kasada merupakan hari raya bagi suku Tengger yang diperingati setiap 14 atau 15 bulan ke sepuluh menurut penanggalan suku Tengger. Mereka berkurban sesajian yang disebut //ongkek// dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Sesaji itu diambil dari hasil sawah, ladang, dan ternak.
Pukul 05.00 WIB sesaji berupa hasil bumi dan hewan ternak yang sudah didoakan oleh dukun desa lalu diangkut untuk dipersembahkan. Warga berjalan membawa sesaji dari Pura Ponten menuju kawah sejauh satu kilometer dengan berjalan kaki.
Winarjo, warga suku Tengger yang mendiami Desa Tosari mengatakan persembahan hasil bumi merupakan wujud syukur mereka atas rezeki yang sudah diterima. "Walau Gunung Bromo sedang erupsi seperti sekarang, kami yakin tidak akan terjadi apa-apa karena leluhur tidak mungkin mencelakai keturunannya," ujarnya pada Kamis (21/7) usai pembacaan doa di pura.
Menjelang pukul 06.00 WIB asap tebal membumbung dari kawah dan bau belerang menyeruak. Hujan abu yang cukup lebat sempat turun selama beberapa menit. Pengunjung yang menyaksikan ritual tahunan ini pun bergegas turun untuk menghindari bau belerang.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTN BTS) telah mengeluarkan batasan kepada para pengunjung. Mengingat Gunung Bromo yang masih berstatus waspada hingga hari ini, tidak ada yang boleh mendekat ke kawah kecuali suku Tengger yang melaksanakan Kasada.
Namun demikian aturan ini tak diindahkan oleh pengunjung. Ribuan wisatawan baik lokal maupun mancanegara tetap menyaksikan rangkaian acara Kasada hingga ke bibir kawah.
(Baca Juga: Bromo Masih Erupsi, Upacara Kasada Tetap Jalan)