Kamis 21 Jul 2016 15:24 WIB

Kisah Dokter Penyayang Anjing Liar di Gaza

Rep: Kabul Astuti/ Red: Agung Sasongko
Saeed el Aer, dokter hewan di Gaza
Foto: Yahoo.com
Saeed el Aer, dokter hewan di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Di tengah berbagai permasalahan kemanusiaan di Gaza, Saeed el-Aer mendedikasikan dirinya untuk satu hal yang tak biasa. Anjing liar. 

Selama beberapa bulan, dokter muda ini telah menyusuri jalan-jalan di wilayah Gaza untuk mencari anjing-anjing yang ditinggalkan. Ia menjinakkan, memberi makan, dan memulihkan kesehatan mereka.

"Kami  menyusuri jalan-jalan dan mendistribusikan makanan untuk beberapa hari atau sepekan sampai mereka terbiasa dengan kami. Kemudian kami menangkap dan membawa mereka kembali ke tengah masyarakat," kata Aer, yang bekerja sama dengan Sulala Society for Training and Caring for Animals, dilansir dari Reuters, Kamis (21/7).

Tugas kemanusiaan ini lumayan mahal dan menyita waktu. Aer memperkirakan, ia telah menghabiskan sebanyak 20 ribu dolar AS untuk merawat 50 anjing, termasuk tagihan dokter hewan dan sewa kandang. Pegawai pemerintah ini menyewa lahan berpagar seluas 2000 meter persegi untuk menempatkan anjing-anjing tersebut.

Berlokasi di sebuah peternakan di Zahra, selatan Kota Gaza, Aer biasa memberi makan anjing dengan cara merebus sayap dan kaki ayam dalam panci besar di atas tungku kayu bakar. Ketika binatang pertamanya tiba, ia harus terus menerus merantai. Tapi, kini mereka sudah lebih jinak.

"Mereka sekarang tahu saya bersikap sangat baik. Begitu saya tiba dengan mobil saya, mereka muncul dari seluruh peternakan dan datang berlari menyambut saya," ungkap Aer, yang kini berusia 45 tahun. 

Anjing merupakan binatang yang haram dimakan dan bersifat najis. Namun, merawat dan menyayangi hewan juga menjadi prinsip yang diajarkan dalam Islam. Aer bahkan mengaku terkejut dengan jumlah warga Gaza yang ingin mengunjungi dan merawat anjing-anjing itu. 

Laman Facebook-nya terbukti populer. Beberapa relawan membantu melatih hewan itu di lokasi peternakan Zahra. "Saya suka anjing," kata Nasser Abu Taqqeya (48 tahun), yang berencana mengadopsi seekor anjing bernama Rex. Taqqeya berharap anjing itu dapat menjadi teman bermain dan menjaga rumahnya.

Aer mengizinkan orang-orang mengadopsi anjing asalkan bersedia memenuhi persyaratan. "Anda harus memberinya makan, menawarkan air, dan tidak memukulnya," tegas Aer. Apabila orang tersebut tidak bisa memegang aturan, dokter ini akan datang dan membawanya kembali. 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement