REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mengarahkan petani untuk membeli benih bawang merah ke Perum Bulog. Hal tersebut untuk merespons keluhan Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) yang menyebut harganya tinggi.
"Bulog sudah ditugaskan impor benih, jadi petani bisa dapat dari Bulog," katanya, Kamis (21/7). Ia tidak mengetahui detail teknis distribusi dan penjualannya, namun praktik impor diyakininya menjadi solusi menurunkan harga bawang merah yang melambung di pasar.
Direktur Pengadaan Perum Bulog menguraikan, hingga kini benih bawang merah impor baru masuk sekitar 90 ton. Instruksi impor telah bergulir sejak Maret 2016. Ketika itu Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia akan impor benih bawang merah untuk memenuhi kebutuhan dua bulan ke depan.
"Sudah masuk (benih bawang merah) baru 90 ton, dalam waktu dekat masuk lagi sampai selesai sebanyak 1.500 ton," kata Wahyu. Penugasan praktik impor bibit bawang merah direncanakan rampung akhir Juli 2016 sehingga dapat didistribusikan ke masyarakat petani.
Asal benih yakni dari Filipina dan Vietnam. Benih-benih impor tersebut nantinya akan dijual dengan harga di bawah Rp 30 ribu per kilogram.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia Ikhwan Arif menyebut, sejumlah faktor memengaruhi harga bawang merah tinggi di pasar. Salah satunya disebabkan harga benih bawang merah yang melambung. "Sejak dua bulan lalu harga benih tinggi, Rp 60 ribu per kilogram, meski sekarang ada penurunan menjadi Rp 40-50 ribu, masih tetap tinggi," kata Ikhwan.
Sementara, biaya produksi tidak hanya mengandalkan benih semata. Petani juga harus mengeluarkan biaya perawatan dan pengupahan tenaga kerja. Asosiasi berharap pemerintah dapat menekan harga benih menjadi Rp 15-20 ribu per kilogram tanpa mengabaikan kualitas.
Baca juga: Kementan Anggap Harga Bawang Mahal tak Wajar