Kamis 21 Jul 2016 18:29 WIB

BI: Suku Bunga Tetap karena Pelonggaran Moneter Mencukupi

Red: Nur Aini
 Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas didekat logo Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengklaim dipertahankannya suku bunga acuan sebesar 6,5 persen pada Juli 2016, karena dosis pelonggaran kebijakan moneter sebelumnya masih mencukupi untuk memberikan stimulus terhadap perekonomian.

"Namun ke depan, kami lihat ruang pelonggaran moneter masih ada," kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung di Jakarta, Kamis (21/7).

Bank Sentral pada Rapat Dewan Gubernur 20-21 Juli 2016 ini memutuskan untuk mempertahankan bunga acuan (BI Rate) tenor 12 bulan, sebesar 6,5 persen. Adapun suku bunga fasilitas penempatan dana oleh bank di BI (deposit facility) sebesar 4,5 persen dan suku bunga penyediaan likuiditas oleh BI ke bank (lending facility) sebesar 7 persen. Instrumen bunga acuan terbaru yang akan efektif pada 19 Agustus 2016 menggantikan BI Rate yakni "BI 7-Day Reverse Repo Rate" juga dipertahankan sebesar 5,25 persen.

Menurut Juda, BI saat ini perlu menghentikan sementara pelonggaran kebijakan moneter, setelah langkah agresif dengan empat kali penurunan BI Rate seebsar 100 basis poin dan pelonggaran kebijakan makroprudensial. Dampak dari relaksasi tersebut, kata Juda, belum sepenuhnya tersalurkan ke sektor riil dan perbankan. Padahal, relaksasi kebijakan moneter dan makroprudensial sepanjang tahun ini dianggap berbagai kalangan telah mengubah orientasi BI yang menjadi condong untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan kemudian stabilitas ekonomi. "Perbankan juga perlu waktu untuk adjust (penyesuian)," ujarnya.