Kamis 21 Jul 2016 23:15 WIB

Kementerian Pendidikan Turki Berencana Tutup 626 Sekolah

Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .
Foto: Reuters / Huseyin Aldemir
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Kementerian Pendidikan Turki telah memulai rencana untuk menutup 626 sekolah dan lembaga, beberapa hari setelah upaya kudeta, kata kantor berita resmi negeri itu Anadolu pada Rabu (20/7).

Sementara itu, 900 personel polisi diskors dari tugas mereka di Ibu Kota Turki, Ankara, karena didakwa memiliki hubungan dengan gerakan Gulen, yang dituduh mendalangi kudeta gagal pada Jumat malam (15/7).

Ribuan pegawai sipil di Kantor Perdana Menteri, Parlemen Turki dan bermacam kementerian juga diskors, kata Xinhua, Kamis (21/7). Kementerian Energi dan Bea-Cukai menyatakan mereka telah memecat 484 pegawai.

Pada Ahad (17/7), Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan di dalam satu pernyataan kudeta militer yang gagal itu telah menewaskan sedikitnya 290 orang.

Korban jiwa meliputi setidaknya 190 warga sipil dan 100 pelaku kudeta, kata pernyataan tersebut --yang menambahkan lebih dari 1.400 orang cedera dalam upaya kudeta itu, yang melanda negeri tersebut pada Jumat malam tapi digagalkan pada Sabtu pagi.

Lebih dari 6.000 orang telah ditahan karena keterlibatan mereka dalam kudeta yang gagal itu, katanya. Pernyataan tersebut mengatakan tokoh agama Fethullah Gulen lan yang melancarkan upaya kudeta itu.

"Pemerintah kami telah terus-menerus mengungkapkan motif sesungguhnya dari kelompok teror ini dan pemimpinnya, Fethullah Gulen. Kudeta gagal tersebut adalah aksi kriminal terakhir yang mengungkapkan bahaya yang ditimbulkan oleh Organisasi Fethullah Gulen," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement