REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Ketua DPR RI Ade Komarudin mengingatkan semua pihak agar tetap waspada meski gembong teroris Santoso telah berhasil dilumpuhkan. Menurut Ade, terbunuhnya Santoso bukan pertanda Indonesia sudah terbebas dari gerakan tersebut.
"Ketangkap Santoso, jangan dipikir itu selesai. Enggak, belum, belum selesai. Ini harus menjadi kewaspadaan nasional," ujar Ade saat menghadiri sidang promosi doktor anggota DPR RI, Herman Chaeron, di Universitas Padjajaran, Bandung, Kamis (21/7).
Menurut Ade, terorisme sebagai salah satu musuh terbesar bangsa ini. Sama halnya dengan korupsi dan narkoba, perang melawan terorisme harus terus dilakukan."Jadi, menghadapi terorisme tidak boleh lengah," katanya.
Jika tidak diantisipasi sebaik mungkin, kata dia, gerakan teroris ini akan berpotensi mengganggu stabilitas dalam negeri. Terlebih, perekonomian dunia saat ini tengah terguncang dan berdampak terhadap Indonesia."Negeri ini perlu stabilitas," katanya. Menurut dia, ekonomi dunia sedang tidak bagus, melemah, dan dampaknya ke Indonesia. "Jadi kalau politik kita enggak stabil, makin parah tentunya," katanya.
Sementara itu, Ade menilai Komjen Suhardi Alius sebagai sosok yang tepat untuk menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Karena, Kepala BNPT yang baru itu, memiliki rekam jejak yang bagus sehingga diharapkan mampu menumpas setiap gerakan teroris di Tanah Air.