REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN – Pemerintah telah menetapkan Danau Toba sebagai satu 10 destinasi wisata unggulan Indonesia. Setelah penetapan status itu, keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) di pinggir pantai Danau Toba menjadi sorotan.
Keberadaan KJA di Danau Toba dianggap merusak keindahan danau dan mencemari airnya. Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih mengatakan, keberadaan KJA selama ini menjadi dilema. Di satu sisi, kata dia, KJA merusak keindahan dan mencemari air Danau Toba. Namun, di sisi lain banyak warga yang menggantungkan hidupnya pada usaha KJA.
Guna menyelesaikan masalah ini, JR terus melakukan pendekatan dan berdialog dengan warga. Selasa (19/7) lalu, di Huta Sualan Parapat, Nagori Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Bupati JR berdialog dengan warga yang menggantungkan hidup dari KJA.
Parapat yang berada di Kabupaten Simalungun adalah gerbang Danau Toba. Untuk itu, JR ingin di daerah ini semua KJA ditutup. Lewat dialog, keinginan peraih Kepala Daerah Inovatif dari Mendagri itu disambut baik warganya. Hasilnya, sejak Rabu (20/7), JR dan warganya kompak menertibkan KJA-nya.
“Untuk itu saya berterima kasih pada masyarakat, tadi saya lihat mereka cupup baik. Semua bilang makasih. Tapi, bagi orang yang pimilik modal, mereka agak dongkol. Tapi saya punya komitmen, tidak memperkaya orang kaya. Tapi mengangkat mereka yang susah agar hidup layak juga,” kata JR dalam keterangannya, Kamis (21/7).
JR menegaskan, ia akan mendampingi warga yang sebelumnya hidup dari KJA untuk beralih profesi, baik menjadi petani atau membuka usaha kuliner. Lewat dana Bansos, JR akan memberikan bantuan dana sebesar Rp 5 Juta per KK untuk dijadikan modal usaha.
“Silakan warga membuat bisnis lain atau rumah makan di pinggir danau, kami akan promosikan sebaik mungkin. Dan saya akan bawa rombongan ke mari setiap ada kegiatan. Sekaligus memanfaatkan warung bapak-ibu nantinya. Silakan buat bisnis. Seperti restoran terapung misalnya. Kita akan kordinasikan lagi ke depan dan kita akan bantu,” tutur JR kepada warganya.
Selain membantu dalam bidang ekonomi, JR juga memperhatikan akses kesehatan dan pendidikan warga. Mereka, kata JR, akan diberikan BPJS dan putra-putrinya akan disekolahkan. “Saya akan bantu. Sebab di sini sudah tidak bisa lagi ber-KJA. Karena di sini akan dijadikan objek wisata dan penataannya demi kepentingan bersama. Saya komitmen. Bentuk komitmen itu juga saya beri bapak ibu kakrtu BPJS. Membantu putra putri bapak untuk pendidikan ke SMA. Silakan didata dengan baik,” ungkap JR.