REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah lembaga kebijakan Amerika Serikat menduga Korea Utara memiliki fasilitas nuklir rahasia. Pada Kamis (21/7), Institute for Science and International Security mengatakan mereka menemukan sebuah fasilitas yang mungkin digunakan Korut untuk membangun program nuklirnya.
Fasilitas itu sepertinya digunakan untuk memperkaya uranium yang bisa menjadi senjata nuklir. Jika terkonfirmasi, ini akan jadi hal kritis bagi kesuksesan kesepakatan nuklir mana pun di dunia.
Laporan yang diterima Reuters menyebut Insitute meragukan apakah Korut sudah menutup semua fasilitas nuklirnya. Situs itu terletak 43 Km dari kompleks nuklir Yongbyon. Lokasi ini bisa menjadi kunci utama pengembangan sentrifugasi yang mengubah gas uranium heksaflorida jadi uranium tinggi atau rendah.
"Sangat perlu untuk mengindentifikasi dimana Korut memperkaya uraniumnya," kata Presiden Institute, David Albright.
Fasilitas pengembangan dan penelitian sentrifugasi awal diyakini berada di dalam sebuah pabrik pesawat dekat Pangkalan Udara Panghyon. Lokasi ini ditemukan oleh citra satelit. Tidak jelas apakah bagian dari pabrik itu masih beroperasi atau tidak.
Albright mengatakan menurut informasi, mungkin terdapat tiga pembangkit nuklir operasi manufaktur sentrifugasi skala produksi di Korut meski lokasinya belum dikonfirmasi.
Pemerintah Korut selama ini menyangkal keberadaan program sentrifugasi gas. Pada November 2010, mereka mengakui keberadaan pembangkit tersebut di Yongbyon. Mereka mengatakan tidak punya fasilitas semacam itu lagi di tempat lain.
Pada Juni 2000, surat kabar Jepang mengutip seorang sumber Cina yang mengatakan Korut memilikinya di dalam Gunung Chonma. Baru-baru ini, seorang pejabat Korut anonim mengatakan ada fasilitas yang tidak dipublikasikan di dalam pabrik pesawat.
Laporan menyebut fasilitas itu sepertinya berada di Panghyon Aircraft Plant yang membuat bagian pesawat tempur untuk Soviet. Laporan juga mengatakan seorang pejabat anonim membocorkan, fasilitas itu punya 200-300 alat sentrifugasi. Citra satelit yang diperoleh institut adalah hasil kerja sama dengan Allsource Analysis.