REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi NTB bersama Pol PP Kabupaten Lombok Barat berhasil merazia sekitar 20 pasangan yang hendak berbuat mesum di sejumlah Home Stay di wilayah Lombok Barat, Jumat (22/7). Beberapa di antara mereka masih berstatus pelajar, mahasiswi, dosen, Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta Kepala Desa (Kades) asal Lombok Utara.
Kepala Satpol PP Provinsi NTB, Lalu Dirjaharta mengaku telah menyisir sebanyak 20 Home Stay yang berada di wilayah Suranadi dan Lingsar, Lombok Barat. Mereka berhasil mengamankan pasangan yang masih berstatus pelajar menengah atas di Kota Mataram, mahasiswi bersama dosennya serta salah seorang PNS. Tidak hanya itu. Kepala Desa asal Lombok Utara berhasil diamankan.
"Kita menjadi tuan rumah MTQ, maka harus menjaga nama baik daerah. Kok malah mereka mesum, orang-orang ini!" kesalnya kepada wartawan.
Menurutnya, dari banyaknya pasangan hendak mesum tersebut, tiga orang di antaranya merupakan Pekerja Seks Komersial (PSK). Selain itu, mayoritas yang diamankan merupakan orang NTB berasal dari Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Baratdan Kota Mataram.
Dia mengatakan, operasi penyakit masyarakat ini dilakukan untuk menjaga nama baik daerah. Mengingat akan dilaksanakan MTQ, pemerintah menghindari nama baik daerah menjadi tercoreng akibat perbuatan semacam itu.
Dirjaharta mengatakan, pasangan mesum yang terkena razia akan dilapporkan kepada keluarga masing-masing. Sementara bagi PNS, pelajar, mahasiswi, dosen, dan Kepala Desa akan ditindak lebih serius.
"PNS yang bekerja sebagai guru akan kami surati Dikpora dan juga BKD, sementara Kades terancam diberhentikan karena berbuat mesum. Begitu juga dengan dosen, pelajar dan mahasiswi akan kita tindaklanjuti," katanya.