Jumat 22 Jul 2016 23:11 WIB

Bupati Siap Jadi Mediator Kelompok Bersenjata Poso

Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Rudy Sufahriadi menunjukkan foto dua teroris Poso yang ditembak mati oleh Satgas Operasi Tinombala di Mapolda Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Bupati Poso Darmin Sigilipu siap menjadi mediator kepada aparat keamanan jika pengikut pemimpin kelompok sipil bersenjata Santoso yang tersisa di hutan menyerahkan diri secara sukarela,

"Berkal-kali sudah saya katakan, menyerahkan diri ke pemerintah kalau takut ke aparat. Saya pribadi bertanggungjawab. Menko Polhukam juga sudah menyampaikan karena memang itu harapan pemerintah," kata Darmin yang dihubungi dari Palu, Jumat malam, menanggapi upaya pemerintah terkait kelompok Santoso yang tersisa di hutan Poso.

Ia berharap para pengikut Santoso yang diperkirakan 19 orang itu sebaiknya keluar dari hutan dan menyerahkan diri ke pemerintah daerah. "Kita bangun daerah ini. Kita bangun negeri ini. Kalau mereka kembali ke pangkuan Pertiwi itu lebih baik," katanya.

Dia mengatakan jaringan radikal yang menyerahkan diri ke aparat, tetap mendapat perlakuan manusiawi. Darmin juga menyempatkan diri mengunjungi keluarga Santoso yang sedang berdukacita pada Jumat. Dia juga bertemu saudara Santoso bahkan orang tuanya dan menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga.

"Saya tidak lihat dia benar atau salah. Saya melihat kita ini sesama manusia. Saling menghargai. Yang lalu biarlah berlalu," katanya.

Dia mengatakan keluarga Santoso menerima baik siapa pun yang datang. "Dirinya datang ke rumah duka tersebut karena masih ingin melihat Poso damai," ujarnya.

Baca juga, Santoso Tewas, Gubernur: Operasi Tinombal tak Langsung Dibubarkan.

Justru kata Darmin, jika pemerintah tidak hadir, akan memutuskan komunikasi dengan masyarakat. "Kalau Pemda tidak datang, di situ kan terputus. Setiap masalah bisa selesai kalau ada komunikasi. Bisa meruncing kalau tidak ada komunikasi," katanya.

Hingga Jumat malam, belum ada kepastian pemulangan jenazah Santoso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala di hutan Poso (18/7). Jenazah Santoso masih berada di kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement