REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Komandan Kodim 0826 Pamekasan, Jawa Timur, Letkol Arm Mawardi menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaan pascatewasnya gembong separatis Poso, Santoso.
Menurut Mawardi, aparat keamanan, baik TNI maupun Polri perlu meningkatkan kewaspadaan, mengingat kini telah beredar ancaman upaya kelompok separatis itu untuk melakukan perlawanan dengan sasaran TNI/Polri.
"Oleh karena itu, saya intruksikan ke jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan, baik yang bertugas di lapangan seperti saat hendak melakukan kunjungan ke desa-desa untuk Babinsa maupun yang bertugas jaga di Makodim dan Makoramil," katanya di Pamekasan, Jumat (22/7).
Dandim menegaskan, dalam setiap kegiatan tidak boleh seorang diri. Harus ada teman sebagai body system sehingga saling menjaga. "Minimal berdua, jangan sendirian," katanya.
Ia menjelaskan, instruksi peningkatan kewaspadaan ini tidak hanya bagi TNI yang bertugas saja. Namun juga saat sedang santai seperti dalam acara bersama keluarga.
Menurut Dandim, instruksi kepada jajarannya ini sebagai upaya antisipasi saja. Sejauh ini memang belum ada instruksi khusus dari pimpinan atas, namun sebagai bentuk antisipasi perlu dilakukan. "Kewaspadaan terhadap pelaku terorisme sudah ada sejak lama, sehingga dengan situasi pascaterbunuhnya Santoso, saya hanya melakukan penekanan ulang saja," katanya.
Dandim menjelaskan, sejak adanya pemberitaan penangkapan terhadap teroris Santoso itu, pihaknya juga telah meningkatkan koordinasi dengan semua pihak. Tokoh masyarakat maupun ulama Pamekasan diajak ikut meningkatkan kewaspadaan. "Pola komunikasi aktif melalui kegiatan rutin komunikasi sosial terus kita bangun, baik antara pimpinan dengan pimpinan, maupun antara anggota dengan masyarakat," katanya.