REPUBLIKA.CO.IDJAKARTA -- Perkembangan Islam di Korea Selatan (Korsel) menunjukkan cukup positif. Meskipun masih minoritas, jumlah kaum Muslimin di Negeri Ginseng tersebut terus bertambah. Mereka bukan hanya penduduk asli, melainkan juga imigran dari beberapa negara, termasuk Indonesia.
Salah satu tanda bagusnya perkembangan Islam di Korsel adalah berdirinya masjid-masjid di berbagai penjuru negeri. Masjid ini menjadi pusat ibadah dan dakwah kaum Muslimin di sana.Bangunan masjid di Korsel cukup unik karena mengadopsi gaya setempat. Namun, yang terpenting adalah fungsinya sebagai pusat dakwah. Masyarkat Muslim dari berbagai negara berkumpul di masjid-masjid tersebut untuk menjalan ritual ibadah.
Masjid Central Seoul
Masjid Central atau Pusat ini letaknya di daerah Itaewon, Seoul. Penggunaan masjid itu mulai dilakukan sejak 1976. Ini merupakan satu-satunya masjid yang ada di ibu kota Korsel tersebut. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Central juga dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai tempat wisata. Pada akhir pekan, masyarakat berbondong-bondong datang untuk melihat dan mendengarkan pengajian atau diskusi tentang Islam. Hal tersebut disebabkan keindahan arsitekturnya.Selain tempat shalat, di dalam masjid tersebut juga terdapat ruangan lain, seperti kantor, ruang kelas, ruang rapat, dan konferensi. Ada juga ruang menginap yang sering dimanfaatkan oleh para pekerja asing.
Masjid Busan
Masjid Busan dibangun pada 1980 dengan dukungan dari mantan menteri Keuangan Libya Ali Fellaq. Letak persisnya berada di Namsang-dong, Geumjaneong-gu, Busan.Para pengunjung bisa memanfaatkan masjid ini untuk mengetahui atau belajar lebih jauh tentang Islam. Sebab, imam masjid akan senang hati menjelaskan Islam dan perkembangannya di Korea Selatan.Di Masjid Busan juga dibangun perpustakaan yang terbuka untuk umum. Masyarakat bisa meminjam koleksi buku atau materi audio yang ada di perpustakaan ini.
Masjid GwangjuMasjid ini letaknya di dekat Seongnam, Icheon, dan Namyangju. Secara resmi Masjid Gwangju dibuka pada 1981. Jamaah masjid itu berasal dari berbagai negara. Antara lain, Pakistan, Mesir, Aljazair, Bangladesh, Srilanka, dan Indonesia. Masjid tersebut dibangun oleh Korea Muslim Federation (KMF). Pemeliharaannya juga dilakukan oleh organisasi itu. KMF merupakan wadah resmi kaum Muslimin di Korea Selatan untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan Muslimin.
SUMBER : Pusat Data Republika