Sabtu 23 Jul 2016 20:56 WIB

Istri Siri Santoso Masih Diperiksa Intensif

Pimpinan teroris, Santoso dipastikan tewas dalam baku tembak dengan Polri di Tinombala, Sulteng, Senin (18/7).
Foto: Republika/Mardiah
Pimpinan teroris, Santoso dipastikan tewas dalam baku tembak dengan Polri di Tinombala, Sulteng, Senin (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Istri siri Santoso di dalam persembunyian di tengah hutan belantara Poso Pesisir, Kabupaten Poso, yang ditangkap aparat di dalam hutan sekitar Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Sabtu, masih diperiksa secara mendalam untuk kepentingan penyidikan.

Siaran pers Satgas Operasi Tinombala yang diterima Antara Sabtu malam menyebutkan, istri kedua Santoso tersebut bernama Jumiatun alias Umi Delima yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus terorisme jaringan Santoso.

Jumiatun juga memiliki nama lain yakni Ipa alias Latifah alias Bunga, alias Ade alias Askia, lahir di Bima pada 23 Oktober 1994 dengan alamat Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, NTB.

Dia adalah putri kedua pasangan Gufran dan Salmah, memiliki kakak bernama Muslimin dan adik bernama Hasanah yang kini kuliah di Makassar, Sulsel.

Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto menjelaskan, penangkapan Jumiatun berawal dari penyisiran oleh pasukan Satgas Operasi Tinombala ke arah Sungai Tambarana sejak Jumat hingga Sabtu pagi.

Pada Sabtu sekitar pukul 08.30 Wita, tim operasi menemukan seorang wanita yang diduga salah satu DPO kasus terorisme jaringan Santoso yang kemudian diketahui bernama Jumiatun, istri ke-2 Santoso selama dalam persembunyian di hutan.

"Tim langsung mengamankannya dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan," ujarnya.

Hari Suprapto tidak merinci apakah ada perlawanan dari Jumiatun dan menguasai senjata saat ditemukan anggota Satgas Operasi Tinombala serta bagaimana kondisi fisiknya saat ini.

Yang jelas, Jumiatun adalah salah satu DPO yang selama ini mendampingi Santoso selama di dalam hutan belantara Poso bersama DPO lainnya.

Dari foto-foto yang didapat Satgas Tinombala, Jumiatun juga ikut dalam pelatihan-pelatihan di tempat persembunyian mereka dan membawa senjata laras panjang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement