REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kelompok Taliban, Zabihullah Mujahid menyatakan pihaknya tidak terlibat dalam insiden bom bunuh diri yang menewaskan setidaknya 60 orang di Ibukota Afghanistan, Kabul, Sabtu (23/7) waktu setempat. Serangan bom bunuh diri yang terjadi pada saat demonstrasi damai itu juga melukai lebih dari 200 orang.
''Kami tidak terlibat sama sekali atau ikut campur dalam serangan tragis tersebut. Kami tidak akan pernah ikut ambil bagian dalam setiap insiden-insiden yang memecahbelah rakyat Afghanistan,'' ujar Zabihulla Mujahid dalam keterangannya seperti dikutip Reuters, Sabtu (23/7).
Serangan bom bunuh diri terjadi saat ratusan orang dari kelompok minoritas Syiah Zahara melakukan demonstrasi damai di Bundaran Dehmazang, Kabul. Unjuk rasa itu terkait rencana pembangunan jalur pembangkit listrik sebesar 500 kV, yang melewati dua provinsi di Afghanistan yang berada di Timur Laut Afghanistan.
Namun, saat unjuk rasa itu baru berjalan 40 menit, ledakan terjadi di tengah-tengah massa. Korban-korban pun dilaporkan jatuh dibawa ke Rumah Sakit terdekat, Rumah Sakit Istiqlal. Insiden ini menjadi serangan bom bunuh diri paling parah yang terjadi di Afghanistan sejak April silam.
Taliban memang menjadi salah satu kelompok yang masih melakukan pemberontakan terhadap Pemerintah Afghanistan. Hampir selama 15 tahun terakhir, Talibat kerap melakukan perlawanan terhadap pemerintah Afghanistan.