Sabtu 23 Jul 2016 22:07 WIB

Perdana Menteri Pakistan Kutuk Bom Bunuh diri di Kabul

Rep: Lintar Satria/ Red: Bayu Hermawan
Perdana menteri Pakistan terpilih, Nawaz Sharif.
Foto: dnd.com.pk
Perdana menteri Pakistan terpilih, Nawaz Sharif.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mendesak masyarakat dunia untuk bergabung untuk memerangi terorisme yang merupakan musuh bersama umat manusia.

Dikutip dari radio pemerintah Pakistan ia berpesan kepada rakyatnya untuk mengutuk hilangnya nyawa manusia dalam ledakan bom di Kabul.

Nawaz Sharif mengatakan teroris tidak memiliki agama dan mereka tidak memiliki rasa hormat bagi kemanusiaan. Dia menambahkan terorisme harus ditangani dengan tangan besi.

"Pakistan berdiri gigih  untuk memerangi terorisme," katanya seperti yang dikutip dari www.radio.gov.pk, Sabtu (23/7).

Nawaz menambahkan Pakistan adalah negara garis depan dalam perang melawan terorisme. Ia mengatakan Pemerintah Afganistan melakukan pengorbanan yang tak tertandingi dalam perang melawan terorisme dan menderita begitu banyak kerugian.

 

"Pakistan siap untuk memperpanjang setiap jenis dukungan ke Afghanistan dalam perang melawan terorisme," ujarnya.

Dia menyatakan solidaritas dengan rakyat dan pemerintah Afghanistan atas hilangnya nyawa manusia yang berharga. Dia simpati dengan keluarga korban dan berdoa untuk yang terluka untuk segera sembuh dan menjadi awal kedamaian abadi bagi almarhum korban bom tersebut.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement