REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pabrik vaksin hewan unggas PT Biotis Prima Agrisindo (BPA) yang didirikan oleh perusahaan asal Cina yakni Pharmally International dan Harbin Weike diperkirakan menyerap 200 pekerja lokal.
Pabrik vaksin Biotis mulai dibangun dan produksi dijadwalkan selesai pada kuartal ketiga 2017 mendatang, sedangkan produksi dimulai pada kuartal keempat 2017. "Kami mengharapkan ada 200 pegawai lokal untuk menjalani proyek ini. Tenaga kerja akan kami didik dan ada teknologi transfer dari Cina Academy Harbin," kata Presiden Direktur Pharmally International Tony Huang pada peletakan batu pertama Pabrik Biotis di Bogor, Sabtu (23/7).
Tony mengatakan untuk tahap pertama, perusahaan juga akan menempatkan 10 orang dari Cina yang ditempatkan dalam proses pemantauan kualitas vaksin (quality control) dan di bagian penelitian pengembangan. Menurut dia, kedua departemen tersebut harus diduduki oleh ekspatriat dari Cina langsung untuk menjamin kualitas vaksin tidak membahayakan unggas dan lolos uji sertifikasi.
Selebihnya, Pabrik Biotis yang akan memproduksi vaksin unggas jenis Avian Influenza (AI) untuk flu burung dan vaksin Newcastle Disease (ND), ini akan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 200 orang.
Kepala Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BBPMSOH) Enuh Rahardjo Djusa berharap dengan adanya kontrol kualitas vaksin dengan sistem dan teknologi canggih Biotis mendapatkan hasil uji yang memuaskan. "Sejauh ini selalu ditemukan ada masalah dalam monitoring dan pemantauan ke lapangan. Semoga vaksin Biotis hasilnya bagus setelah diuji dan menguntungkan bagi dunia usaha peternakan Indonesia," ujar Enuh.
Pabrik vaksin BPA dibangun dengan total luas tanah 45.000 meter persegi dengan luas bangunan mencapai 26 ribu meter persegi yang terdiri dari ruang produksi vaksin aktif dan ruang produksi vaksin inaktif (vaksin yang telah dijinakkan). Pabrik juga memiliki dua jalur produksi untuk embrio vaksin dan dua jalur produksi untuk sel. Adapun pada tahap awal, kapasitas produksi vaksin tahunan diperkirakan mencapai 8 miliar ampul.