REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Kepala Kantor Cabang BPJS Cimahi Yudha Indrajaya mengakui beberapa waktu lalu, dia telah menerima laporan terkait adanya kartu BPJS Kesehatan yang palsu. Kartu BPJS ini tidak aktif ketika warga hendak menggunakannya untuk berobat. Karena itu, pihaknya sudah turun tangan menangani persoalan tersebut. "Kami sedang selidiki asal mula kartunya," tutur dia di Bandung, Ahad (24/7).
Berdasarkan hasil penyelidikan awal, lanjut Yudha, kemungkinan besar pelaku pembuatan kartu BPJS Kesehatan palsu ini orang luar BPJS. Oknum tersebut berperan seperti calo yang mengatur pembuata kartu BPJS Kesehatan. Warga mempercayainya dan menggunakan jasa oknum tersebut. Padahal, kata dia, pendaftaran kartu BPJS Kesehatan bisa secara online untuk mencegah terjadinya percaloan.
(Baca: Ratusan Warga Jadi Korban Kartu BPJS Kesehatan Palsu).
Yudha pun mengaku telah melihat kartu BPJS palsu itu. Menurut dia, kartu tersebut memang palsu. Setelah dicek, nomor register pada kartu tidak menyimpan data identitas pemilik kartu. Selain itu, ia juga menjelaskan, kartu BPJS Kesehatan yang asli memiliki tulisan e-ID di bagian atas pojok kiri. "Sebetulnya mudah untuk mengetahui kartu itu mudah atau palsunya," kata dia.
Masyarakat bisa mengecek kartu BPJS Kesehatannya di Kantor Layanan Operasional Kabupaten (KLOK) jika ingin memastikan apakah kartu yang dimilikinya itu asli atau palsu. Untuk mencegah kejadian serupa, pihaknya sudah memasang spanduk yang bertuliskan tentang imbauan kepada warga untuk tidak menggunakan calo dalam pendaftaran kartu BPJS Kesehatan.
Dia menjelaskan, pendaftaran harus dilakukan di kantor cabang atau secara online, atau juga di bank dan minimarket terdekat. Beberapa bank yang bekerjasama dengan BPJS untuk urusan pendaftaran kartu, di antaranya yakni BCA dan Bank Mandiri.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Barat Syamsul Ma'arif meminta kepada pihak aparat penegak hukum dan Dinas Kesehatan untuk segera terjun menyelidiki dalang di balik pembuatan kartu BPJS Kesehatan yang diduga palsu itu. "Harus segera ditindak," kata dia.
Syamsul pun mengakui, beberapa warga sekitar di rumahnya juga ada yang mengadu kepadanya ihwal kartu BPJS Kesehatan yang tidak bisa digunakan. Kedatangan warga ini membuatnya terkejut lantaran warga yang mengadu berjumlah banyak. "Mereka banyakan datang ke saya, bilang bahwa kartunya enggak bisa digunakan. Sudah mengadu ke BPJS-nya, tapi enggak bisa juga, katanya itu palsu jadi enggak bisa digunakan," ujar dia.