REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Solo Batik Carnival ke-9 diharapkan mampu mengembangkan setiap potensi yang ada khususnya di kota Surakarta. Karena itu, Pemerintah Kota Surakarta didorong agar bisa meningkatkan promosi potensi daerah terutama di sektor pariwisata budaya.
"Dalam SBC peningkatan kepesertaan sangat penting agar tahun depan semakin banyak yang mengikuti. Sebab itu promosi harus ditingkatkan, sehingga melalui karnaval ini bisa mengangkat segala potensi yang ada," tutur Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Pariwisata Wati Kirani dalam pembukaan Grand Solo Batik Carnival ke-9 yang berlangsung di Taman Sriwedari, Surakarta pada Ahad (24/7) sore.
(Baca: Ribuan Warga Antusias Ikuti Solo Batik Karnival).
Menurut dia, Solo yang dikenal sebagai kota batik harus bisa menjaga dan memanfaatkan warisan budaya yakni batik untuk membangkitkan ekonomi. Sebab kata dia saat ini batik sudah menjadi busana yang digabndrungi masyarakat Internasional. Ini menjadi kesempatan dan pluang besar terutama bagi desainer-desainer muda untuk semakin memperluas dan mengenalkan batik.
Lebih lanjut, ia menyampaikan batik diharapkan menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Solo. Kementerian Pariwisata mencatat Solo menjadi kota ketiga paling banyak dikunjungi wisatawan. Hingga pertengahan tahun ini, wisatawan yang datang ke Solo telah mencapai 39 juta orang.
Kendati demikian, jumlah itu belum mencapai target yang telah ditetapkan. Dimana hingga akhir tahun ditargetkan wisatawan yang masuk bisa mencapai 40 juta orang. Dengan begitu kata dia maka pendapatan daerah pun akan semakin meningkat.
"Tak hanya batik, Solo juga dikenal dengan kulinernya semoga SBC bisa menginspirasi daeah lainnya juga. Besar harapan kami Surakarta terus maju mengembangkan pariwisata dengan SBC yang semakin bervariasi setiap tahunnya," tuturnya.