REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Baznas Jabar Arif Ramdhani, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat, diperlukan upaya serius dari lembaga penghimpun zakat itu sendiri, termasuk Baznas. Baznas, harus lebih optimal dalam mengenalkan keberadaannya ke masyarakat.
Sebab, kata dia, selama ini masih banyak masyarakat yang tidak paham betul tentang keberadaan Baznas itu sendiri. "Masyarakat banyak yang menyebut (Baznas) Basarnas, padahal jauh beda. Ini karena kita belum dikenal," kata Arif bersama Pemprov Jawa Barat mencanangkan program 'Kebangkitan Zakat' di Jawa Barat di Aula Barat, Gedung Sate Bandung, akhir pekan lalu.
(Baca Juga: Kesadaran Masyarakat Bayar Zakat Masih Rendah)
Arif mengakui, lembaga yang dipimpinnya ini belum dikenal baik oleh masyarakat. Terlebih, lembaganya tersebut belum berdiri utuh di setiap kabupaten/kota di Jabar.
"Dari 27 (kabupaten/kota), baru 13 yang sesuai undang-undang, sedangkan 14 lainnya sedang proses," katanya.
Hal ini, kata dia, menjadi salah satu faktor belum optimalnya penghimpunan zakat. "Mudah-mudahan kita semakin dikenal," katanya.
Karena itu, Arif meminta seluruh petugas Baznas agar lebih bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Selain harus amanah dalam menghimpun zakat yang dipercayakan masyarakat, Baznas pun harus bisa menyampaikan ke masyarakat akan pentingnya membayar zakat.
"Kita harus memiliki ruh dan semangat yang sama dalam mendakwahkan zakat," katanya.
Tidak hanya itu, kata Arif pun meminta agar petugas Baznas mampu meyakinkan masyarakat agar tidak ragu menitipkan zakatnya ke lembaga tersebut. Selain harus amanah, Baznas pun harus mampu membantu pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan.
"Para pimpinan Baznas yang baru dikukuhkan oleh bupati/wali kota mudah-mudahan memiliki semangat yang baik. Kami ingin Baznas memiliki semangat kepercayaan dari masyarakat," katanya seraya menyebut zakat memiliki peran yang penting dalam menanggulangi kemiskinan.
(Baca Juga: Aher: Pemerintah Berhak Paksa Rakyatnya Bayar Zakat)