REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Indef Eko Listianto mengatakan, reshuffle menteri tidak menjadi jaminan akan memperbaiki kinerja perekonomian negara. Reshuffle menteri akan memberikan harapan yang lebih baik apabila penggantinya ditempati oleh figur-figur yang profesional dan mumpuni di bidangnya.
"Kalau reshuffle hanya sekadar memberikan porsi pada partai pendukung yang baru atau orientasinya politik maka tidak akan ada impact-nya," ujar Eko kepada Republika.co.id, Ahad (24/7).
Eko menilai, meskipun belasan paket kebijakan ekonomi sudah dikeluarkan, kinerja perekonomian negara masih kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari melesetnya target pertumbuhan ekonomi dan penerimaan negara.
Menurutnya, secara umum indikator capaian menteri-menteri ekonomi memang kurang sehingga wajar apabila presiden memberikan evaluasi.
Beberapa contoh kasus yang menunjukkan capaian kinerja ekonomi masih kurang yakni belum ada implementasi paket kebijakan ekonomi yang mumpuni. Selain itu, alokasi subsidi bahan bakar minyak ke sektor yang produktif seperti pembangunan infrastruktur dan belanja sosial juga belum terlihat. Belum lagi stabilisasi harga pangan saat ramadhan lalu dinilai tidak berhasil. Oleh karena itu, wajar apabila dilakukan reshuffle.
"Saya rasa memang harus ada terobosan yang mungkin bukan konsep kebijakan, tapi figur kebijakan yakni orang yang akan membawa perubahan," kata Eko.