Senin 25 Jul 2016 10:46 WIB

Pengungsi Suriah Jadi Pelaku Bom Bunuh Diri di Jerman

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Lokasi bom bunuh diri di dekat Bar Ansbach, Jerman yang dilakukan pengungsi Suriah.
Foto: Reuters
Lokasi bom bunuh diri di dekat Bar Ansbach, Jerman yang dilakukan pengungsi Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, ANSBACH -- Laporan terbaru dari otoritas Jerman menyebut pelaku bom bunuh diri di dekat bar Ansbach, Jerman adalah seorang pengungsi asal Suriah, Senin (25/7). Pelaku yang berusia 27 tahun itu ditolak suakanya setahun lalu.

Ia meledakan bom di luar arena festival musik dekat bar. Situs Nordbayern.de melaporkan Menteri Dalam Negeri Bavaria, Joachim Herrman mengatakan pria tersebut pernah dua kali berupaya bunuh diri sebelumnya.

Tidak jelas apakah kali ini ia hanya ingin bunuh diri lagi atau ingin membawa korban jiwa. Herrmann mengatakan pria ini sebelumnya ingin masuk ke dalam festival musik Ansbach Open namun ditolak pihak keamanan.

Pelaku membawa sebuah ransel. Sebanyak 15 orang tewas dan tiga orang dalam keadaan kritis. Sebanyak 2.000 orang dievakuasi dari acara festival musik terbuka itu. Area sekitarnya masih diisolasi pascakejadian.

Joachim mengatakan pelaku yang belum dirilis identitasnya ini masuk Jerman dua tahun lalu. Ia kemudian mengajukan suaka namun ditolak setahun lalu. Ia diberikan izin tinggal sementara di Jerman bergantung pada kondisi negara asalnya.

Ia diberikan sebuah apartemen di Ansbach. Herrmann mengatakan tidak jelas apakah pria ini punya motif membunuh orang lain. Yang jelas, bahan peledak di ranselnya tidak cukup untuk melukai atau membunuh banyak orang.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
sumber : BBC/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement