REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tetap membuka kran impor jeroan karena atas keinginan dan permintaan rakyat.
"Banyak yang komentari kebijakan impor jeroan dengan mengatakan saya tidak konsisten dengan perkataan atau peraturan yang sebelumnya melarang impor jenis itu. Tetapi saya tidak peduli karena impor memang karena kebutuhan rakyat," katanya di Deliserdang, Sumatra Utara, Senin (25/7).
Dia mengatakan itu di sela acara panen dan tanam padi di Desa Cinta Damai, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sumut. Selain karena kebutuhan, impor juga dilakukan melihat harga jeroan termasuk daging sapi di dalam negeri yang jauh lebih mahal dari harga di luar negeri.
Di luar negeri, ungkap Amran, harga jeroan misalnya sekitar 1 dolar AS per kg atau jauh lebih murah dari harga di dalam negeri yang berkisar 7 dolar AS. "Jadi saya pikir yang protes itu karena ada yang keuntungannya berkurang dengan kebijakan impor jeroan itu seperti halnya daging," katanya.
Dia menegaskan, pemerintah konsisten pada kepentingan rakyat dan ideologi. "Oleh karena itu bukan hanya pernyataan peraturan menteri. Bahkan Peraturan Presiden bisa diubah kalau untuk kepentingan rakyat," kata Amran.