REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa bumi tektonik mengguncang wilayah Mamberamo bagian timur dan sekitarnya di Papua, Selasa (26/7) pukul 04.33 WIB.
Gempa bumi berkekuatan 4,9 Skala Richter (SR) tersebut terjadi di koordinat 2,81 Lintang Selatan (LS) dan 139,56 Bujur Timur (BT), tepatnya di darat pada jarak 43 kilometer arah tenggara Sarmi pada kedalaman 27 kilometer.
Peta tingkat guncangan menunjukkan dampak gempa bumi ini menimbulkan guncangan pada II skala intensitas gempa bumi di wilayah Pegunungan Mamberamo bagian timur, seperti Arso, Sauti, Siggih, Sonsar, Titiwaifuru, Meneo, dan Brumke.
"Di daerah tersebut dampak gempa bumi berupa guncangan yang dirasakan oleh orang banyak tetapi tidak menimbulkan kerusakan, sementara benda-benda ringan yang digantung berayun dan jendela kaca bergetar," ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/7).
Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai dampak gempa bumi. Jika ditinjau kedalaman hiposenterya, maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Dengan kedalaman hiposenter 27 kilometer, maka dugaan kuat gempa bumi ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif Mamberamo Thrust Belt pada segmen paling timur.
Baca juga, Gempa Bumi Mengguncang Lombok dan Sekitarnya.
Daryono mengatakan kawasan Mamberamo memang berada pada zona aktif gempa bumi. Catatan sejarah kegempaan, menunjukkan bahwa kawasan Mamberamo pernah diguncang gempa bumi tahun 1926 berkekuatan sebesar 7,9 SR, pada 1971 sebesar 8,1 SR, dan pada 1989 sebesar 6,0 SR.
"Kemungkinan besar penyesaran yang terjadi dari gempa bumi ini berupa sesar naik karena di wilayah ini didominasi gaya kompresi akibat saling desak pada lempeng tektonik," kata Daryono.