Selasa 26 Jul 2016 15:54 WIB

Menteri yang dipanggil Jokowi selama Juni dan Juli 2016

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
Kabinet Kerja
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kabinet Kerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama satu bulan belakangan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri ke Istana Presiden. Diam-diam, Jokowi melakukan evaluasi kepada para pembantunya.

Hal itu pun sempat dibenarkan Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo. Johan mengatakan Presiden memanggil para menteri untuk mengecek pekerjaan para pembantunya tersebut.

Menurut dia, parameter yang dipakai Jokowi untuk mengevaluasi menteri yaitu dengan melihat bagaimana mereka menerjemahkan setiap instruksi Presiden.

"Kalau Presiden panggil menteri dan mau evaluasi, itu hal biasa," kata Johan di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (22/7).

Berdasarkan catatan Republika, ini beberapa menteri yang dipanggil Jokowi pada kisaran Juni hingga Juli ini. Kedatangan mereka ke Istana Presiden diluar jadwal rapat kabinet yang biasa digelar ataupun acara resmi kepresidenan.

 

22 Juli:

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono

Menteri Koperasi dan UMKM, Puspayoga

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohanna Yembise

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman

 

13 Juli

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman

Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan

Menteri Lingkungan Hidup dan Lingkungan, Siti Nurbaya

14 Juli

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu

Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan

12 Juli

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman

Menko Perekonomian, Darmin Nasution

27 Juni

Menko Perekonomian, Darmin Nasution

Menteri BUMN, Rini Sumarno

 

20 Juni

Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan

 

13 Juni

Menko Polhukam, Luhut Pandjaitan

 

6 Juni

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement