REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menyebutkan kondisi keuangan ekonomi global saat ini masih dalam keadaan suram. Keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih memicu ketidakpastian dalam pasar keuangan global.
"IMF baru saja merevisi kembali ke bawah pertumbuhan ekonomi global. Meskipun hanya direvisinya 0,1 persen, tapi tendensi bahwa revisi ke bawah ini terjadi sudah berulang-ulang secara berturut-turut, ini menegaskan kondisi ekonomi global ini jauh dari cerah atau kondisinya sedang suram," ujar Bambang dalam acara Sosialisasi Amnesti Pajak dan Perkembangan Kebijakan Ekonomi Indonesia di Jakarta, Selasa (26/7).
Bambang memaparkan, potensi pelemahan ekonomi terjadi di mana-mana, bahkan di hampir semua negara di dunia yang ekonominya tergolong besar. Meskipun masih cukup panjang waktu sebelum benar-benar Inggris keluar dari Uni Eropa, yang harus diwaspadai adalah volatilitas pasar global.
Bambang menilai volatilitas pasar global pada masa sekarang ini berbeda dengan pada tahun sekitar krisis finansial asia. Ia menjelaskan, pola sektor keuangan masa lalu yaitu krisis keuangan global atau regional, menurutnya hal tersebut merupakan kejadian 5 atau 10 tahun sekali. Dan kalaupun ada ancaman sudah diketahui jauh sebelumnya.
"Dalam kondisi hari ini, ini menjadi faktor yang makin sukar untuk ditebak. Sekarang ini lebih bergejolak dibandingkan yang dirasakan krisis 1990-an dan 2000-an. Ini terjadi setelah krisis keuangan global tahun 2008. Di sini bisa kita lihat, krisis keuangan global itu yang membuat kondisi sistem perekonomian dunia menjadi benar-benar berbeda," jelasnya.
Kemudian terjadi juga yang mungkin tidak dibayangkan, semacam resesi ekonomi global. Meskipun pertumbuhan tetap ada yaitu sebesar 3,1-3,2 persen, kata Bambang, tapi itu tanda-tanda bahwa global ini makin sulit mencari sumber pertumbuhan. Apalagi kalau dilihat negara per negara, tidak ada satupun negara yang bisa menghindari gejolak ekonomi global.
"Ini juga peringatan buat kita semua bahwa ekonomi Indonesia akan senantiasa berhadapan dengan volatilitas global. Volatilitas memang akan terjadi setiap saat,"katanya.