Selasa 26 Jul 2016 19:06 WIB

AS Dukung Perundingan Kembali Sengketa LCS Cina-Filipina

Menteri Luar Negeri AS John Kerry
Foto: EPA/NICOLAS ASFOURI/POOL
Menteri Luar Negeri AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, VIENTIANE -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada Selasa (26/7) menyatakan mendukung perundingan kembali Cina dengan Filipina untuk menyelesaikan sengketa Laut Cina Selatan.

Dukungan tersebut dinyatakan menyusul keputusan pengadilan internasional yang membatalkan klaim kepemilikan Beijing terhadap wilayah yang disengketakan. Cina tidak mengakui keputusan yang menenangkan Filipina itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yu meminta Kerry mendukung perundingan dwipihak Manila dengan Beijing di tengah pertemuan tingkat menteri negara Asia Tenggara di Vientiane, Laos.

"Menteri luar negeri (Cina) mengatakan sudah waktunya menghindari ketegangan dan memulai babak baru. Saya sepakat dengan hal tersebut," kata Kerry dalam jumpa pers di Vientiane.

Kerry akan meminta Presiden Filipina Rodrigo Duterte terlibat dalam perundingan dengan Cina saat keduanya bertemu pada Rabu di Manila. Mengenai penolakan Cina terhadap keputusan pengadilan arbitrase internasional, Kerry menyebutnya sebagai tantangan. Menurut dia, komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat, menilai putusan pengadilan tersebut mengikat secara hukum.

"Kami masih punya satu tugas yang harus diselesaikan, ini adalah tantangan, yaitu memastikan penyelesaian sengketa harus melalui diplomasi dan hukum yang berlaku," kata dia.

Cina mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut Cina Selatan, sebuah jalur perdagangan internasional dengan nilai lebih dari lima trilyun dolar setiap tahunnya. Selain Beijing dan Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga bersengketa di wilayah yang sama.

Cina berulangkali menuding AS sebagai pihak yang memprovokasi ketegangan karena sering melakukan patroli di wilayah tersebut, dan juga karena memihak salah satu klaiman, yakni Filipina.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Susan Rice juga baru saja pulang dari kunjungan di Cina. Kepada para pejabat militer setempat, Rice mengatakan operasi militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan ditujukan untuk berkontribusi kepada perdamaian dan stabilitas.

"Operasi itu masih berada di bawah koridor hukum dan akan terus kami lanjutkan," kata Rice.

 

Baca: Ini Kata Michelle Obama Soal Trump

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement