REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan memperingatkan warganya di Cina dan Asia Tenggara akan risiko tindakan berbahaya oleh Korea Utara. Hal tersebut disampaikan setelah laporan Korut mungkin telah mengirim agen untuk menyakiti atau menculik warga Korsel.
Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Sun Nahm-kook mengatakan, misionaris Kristen Korsel, wartawan dan para pembelot Korut ke Korsel bisa menjadi target utama.
"Pemerintah telah meningkatkan pemantauan atas kemungkinan tindakan berbahaya oleh Utara terhadap warga negara kita dan telah memperkuat langkah-langkah keamanan untuk keselamatan warga negara kita," ujar Ming.
Peringatan itu datang setelah media Korsel mengatakan Korut mengirim agen ke Cina dan Asia Tenggara untuk menyakiti atau menculik warga Korsel sebagai balasan. Sebelumnya, Korsel memberikan suaka bagi pekerja sebuah restoran yang dikelola Korut di Cina.
Korut menuduh Korsel menculik 12 pelayan dan manajer yang bekerja di restoran. Korut juga menuntut mereka kembali. Korsel mengatakan para pekerja restoran membelot atas kehendak mereka sendiri.
Kedutaan Korsel di Cina dan Asia Tenggara telah mendesak warganya untuk ekstra waspada dan menghindari kontak dengan Korut.
Kantor berita Korsel Yonhap dan saluran berita YTN melaporkan pada Selasa (26/7) pemimpin Korut Kim Jong-un telah mengirim lebih dari 10 agen ke Cina dan Asia Tenggara. Mereka dikirim untuk menargetkan warga Korsel.
Pada April, sebanyak 13 pekerja restoran memilih mencari suaka di Korsel. Berita tentang pembelotan datang selama periode ketegangan di semenanjung Korea setelah uji coba keempat nuklir Korut Januari lalu dan peluncuran roket jarak jauh bulan berikutnya.
Kedua negara Korea itu telah menjadi rival sejak Perang Korea 1950-1953 dan sekitar 29 ribu orang telah melarikan diri