Selasa 26 Jul 2016 20:58 WIB

Rasulullah Minta Kita Peduli kepada Si Lemah

Orang miskin di AS, ilustrasi
Foto: wordpress
Orang miskin di AS, ilustrasi

Oleh Fajar Kurnianto

REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah SAW bersabda, ''Bukanlah seorang beriman yang merasa kenyang sementara tetangganya kelaparan.'' (HR Bukhari). Di samping berisi ajaran yang mengurus masalah peribadatan dengan Tuhan, Islam juga mengurus masalah-masalah yang terkait dengan kehidupan sosial. Dan, salah satu ajaran sosial Islam adalah menganjurkan umatnya untuk memiliki sikap peduli dengan orang-orang yang secara ekonomi lemah. 

Pada hadis di atas, Rasulullah SAW dengan tegas mengecam orang-orang beriman sebagai orang yang hakikatnya 'bukan beriman' (tidak sempurna) karena tidak peduli dengan orang-orang lemah di sekitarnya. Karena itulah, pada hadis lain, ketika seorang beriman membuat masakan, Rasulullah SAW menganjurkan agar kuahnya diperbanyak dan dibagi-bagikan kepada tetangganya (HR Bukhari-Muslim).

Saat ini, kepedulian sosial, terutama kepada orang-orang yang lemah secara ekonomi, banyak diabaikan. Orang-orang yang mampu banyak yang terlena, hingga akhirnya lalai dan abai dengan kondisi orang-orang yang lemah. Hal demikian membuat jurang pemisah antara si mampu dan si lemah kian lebar. Makin lebar dan dalam jurang menganga, keharmonisan hubungan sosial bisa rusak dan hancur. 

Mengingat betapa berbahayanya kesenjangan sosial antara si mampu dan si lemah jika tercipta, Rasulullah SAW sudah memberikan peringatan yang tegas kepada orang-orang beriman untuk tidak abai terhadap si lemah. Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW mengatakan, ''Siapa yang melepaskan kesusahan saudaranya, Allah akan melepaskan kesusahannya nanti pada hari kiamat.'' (HR Bukhari).

Orang yang memberikan makan kepada orang yang kelaparan sebagai salah satu wujud kepedulian sosial oleh Rasulullah SAW sebut sebagai orang yang ber-Islam secara baik. Saat itu, beliau ditanya oleh seseorang, ''Islam yang bagaimana yang baik itu?'' Beliau menjawab, ''Yakni, engkau memberi makan, mengucapkan salam pada orang yang telah engkau kenal maupun belum.'' (HR Bukhari).

Kepedulian sosial ini, secara nyata telah diteladankan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Itulah yang membuat sesama orang beriman hidup dalam keharmonisan sosial yang kuat, suasana kekeluargaan, dan saling membantu satu sama lain. Sudah selayaknya sebagai pengikutnya, kita meneladani langkah Beliau. Wallahu a'lam bish-shawab. 

sumber : Pusat Data Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement