Selasa 26 Jul 2016 21:52 WIB

Mensos: BPJS Kesehatan Harus Disosialisasikan Lebih Luas

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, ada dua jenis layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu di bidang kesehatan dan ketenagakerjaan.

 

"Pembayaran BPJS Kesehatan oleh pemerintah terdapat dalam program Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi keluarga sangat miskin (KSM)," katanya, Selasa (26/7).

 

Sedangkan pembayaran BPJS yang mandiri, ujar Khofifah, harus disosialisasikan lebih luas lagi kepada masyarakat. Hal itu diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan menekan adanya indikasi tindak pemalsuan kartu BPJS.

 

“BPJS yang mandiri perlu disosialisasikan lebih luas lagi kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalahpahaman dan meminimalisir adanya indikasi pemalsuan kartu BPJS di dua kabupaten di Jawa Barat," kata Khofifah.

Di dua kabupaten di Jawa Barat disebut ada informasi yang tidak benar bahwa sekali bayar BPJS maka tidak perlu lagi bayar iuran setiap bulan. Padahal faktanya bagi pemegang BPJS mandiri wajib membayar iuran BPJS setiap bulan.

 

Menurut Khofifah, untuk meningkatkan pelayanan terhadap warga pemegang kartu BPJS Kesehatan, hendaknya BPJS Kesehatan mendirikan kantor perwakilan di tempat layanan kesehatan dan RSUD di kabupaten-kabupaten dimana masyarakat biasa berobat. "Saya kira penting untuk menambah infrastruktur dengan membantu warga bisa mendapatkan layanan dan informasi yang benar dan resmi dari BPJS. Ini dilakukan untuk meminimalisir tindakan yang merugikan masyarakat dan informasi yang tak benar," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement