REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ratusan bayi dan balita di Kota Bekasi, Jawa Barat, mendatangi tiga lokasi kegiatan vaksinasi ulang di wilayah setempat yang difasilitasi pemerintah.
"Alhamdulillah, akhirnya anak saya divaksin ulang juga, setidaknya kekhawatiran saya terkait bahaya vaksin palsu ini sudah benar-benar hilang," kata salah satu orang tua pasien Dewi Wahyu Anisa (28) di Bekasi, Rabu (27/7).
Ia mengatakan, putranya bernama Aftar Tri Danisya (lima bulan) menjalani vaksinasi ulang di Rumah Sakit Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Rabu (27/7), yang difasilitasi Satgas Vaksin Palsu Kementerian Kesehatan. Aftar merupakan satu dari 75 bayi dan balita yang terindikasi menggunakan vaksin palsu di Rumah Sakit St Elisabeth Kota Bekasi.
Dewi mengatakan, terakhir kali memvaksinasi Aftar berlangsung pada 12 Juli 2016 dengan jenis vaksin pediacel seharga Rp 850 ribu. Dia sengaja memilih RS St Elisabeth, karena sudah percaya dengan kinerja dokter di sana.
"Saya juga tidak tahu kalau ini vaksin palsu, saya sangat menyesalkan adanya vaksin palsu ini," kata Dewi.
Dari rilis yang dikeluarkan Kemenkes ada tiga rumah sakit yang terindikasi menggunakan vaksin palsu di Kota Bekasi yaitu RS St Elisabeth di Rawalumbu, RS Permata di Mustikajaya dan RS Hosana Medica di Rawalumbu. Satgas Vaksin Palsu Kemenkes, meminta mereka melaksanakan vaksinasi ulang di tiga tempat yakni RS Rawalumbu, Puskesmas Mustikajaya dan di Puskesmas Bojong Rawalumbu.
Ketua Satgas Vaksin Palsu Kota Bekasi, Pusporini menyatakan, pihaknya telah menjadwalkan masing-masing 20 pasien dari RS St Elisabeth dan RS Permata untuk divaksinasi ulang. Puspo mengatakan, satgas sengaja memilih layanan kesehatan di tempat lain karena mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu psikologis pasien, jarak rumah pasien dan menghindari gejolak.