REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Dewan Garda Iran mengumumkan pemilihan presiden akan digelar 19 Mei tahun depan. Hassan Rouhani diharapkan terpilih kembali dan menjalankan masa jabatan keduanya.
Rouhani merupakan seorang moderat yang mengawasi kesepakatan dengan kekuatan dunia untuk mengakhiri sanksi dalam pembatasan program nuklir Iran. Ia menghadapi tekanan yang meningkat dari konservatif yang ingin membatasi pemulihan hubungan dengan Barat.
Meskipun presiden adalah wajah publik dari Iran kepada dunia, kekuatan nyata tetap dengan pemimpin tertinggi dan lembaga seperti Garda Revolusi yang didominasi kaum konservatif.
Jika Rouhani kehilangan kursi, itu akan menjadi yang pertama kalinya sejak revolusi Islam 1979, bahwa presiden yang duduk memimpin tidak memenangkan masa jabatan kedua.
Dilansir dari Channel News Asia, Rabu (27/7), belum ada calon yang secara resmi diumumkan. Dewan Garda berpikiran konservatif mengawasi pemilu dan memiliki kekuasaan untuk memveto kandidat.
Baca: Sejarah Hari Ini: Mantan Shah Iran Tewas di Pengasingan