REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku miris karena terdapat banyak masjid di Ibu Kota tetapi sulit mencari masjid yang di dalamnya ada pengajian Alquran.
Basuki alias Ahok pun mendukung penuh ajang MTQ nasional di Mataram yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Namun, ia mengimbau para peserta jangan terlalu berfokus mengejar target juara. Sebab, baginya, tugas bagi para kafilah (peserta MTQ) adalah mengajar mengaji para generasi muda.
"Ini urusan rohani, jangan dibuat jadi seperti mesin mencari juara. Fakta di Jakarta, nyari orang ngaji susah padahal masjid banyak. Enggak juara di dunia enggak apa-apa, yang penting juara di akhirat. Tapi saya yakin kafilah jadi juara umum," katanya dalam pidato pelepasan kontingen kafilah MTQ DKI untuk mengikuti MTQ nasional di Balai Kota, Rabu (27/7).
Lebih lanjut, Ahok meminta para kafilah untuk mengajar mengaji di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA). Ia berharap RPTRA bisa menjadi pusat kegiatan masyarakat, termasuk pengajian. Ia menargetkan anak umur 15 tahun untuk khatam Alquran.
Baca juga, Bimbo Meriahkan Pembukaan MTQ Nasional NTB.
"Saya ingin tiap RPTA gelar pengajian. Saya ingin anak umur 15 bisa khatam Alquran. Saya yakin Jakarta makin baik kalau diisi orang yang taati firman Tuhan. Ini udah modal," ujarnya.
Ia pun mengingat pesan Gus Dur bahwa setiap orang harus membawa manfaat bagi lingkungannya. Jika tidak membawa manfaat maka, menurut dia, ada yang salah dalam ibadah orang itu. "Gus Dur pernah bilang, kalau agama kita enggak bikin rahmat buat alam semesta, berarti ada yang salah dalam ibadah kita," kenangnya.
Diketahui, Pemprov DKI menargetkan gelar juara umum dalam ajang MTQ kali ini. Setidaknya, DKI mengirim 34 kafilah untuk berlomba di tujuh kategori MTQ nasional.