Rabu 27 Jul 2016 17:18 WIB

Pemuka Agama Prancis Serukan Persatuan

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Prancis Francois Hollande berjabat tangan dengan Pemimpin Masjid Agung Paris Dalil Boubakeur (kiri), setelah pertemuan dengan sejumlah pemuka agama di Istana Elysee, Paris, Rabu, 27 Juli 2016. Pertemuan digelar usai serangan di gereja di Normandy.
Foto: AP Photo/Thomas Padilla
Presiden Prancis Francois Hollande berjabat tangan dengan Pemimpin Masjid Agung Paris Dalil Boubakeur (kiri), setelah pertemuan dengan sejumlah pemuka agama di Istana Elysee, Paris, Rabu, 27 Juli 2016. Pertemuan digelar usai serangan di gereja di Normandy.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Para pemuka agama di Prancis menyerukan persatuan dan solidaritas setelah pertemuan dengan Presiden Francois Hollande, Rabu (27/7). Pertemuan digelar di Istana Elysee antara Hollande dengan pemuka agama dari Katolik Roma, Ortodoks, Islam dan Yahudi.

Uskup Agung Paris Kardinal Andre Vingt-Trois menyeru umat Katolik menghapuskan kebencian di hati mereka. Ia meminta pemeluk agama Katolik tidak masuk dalam permainan ISIS.

"Mereka hanya ingin membuat anak-anak dalam keluarga yang sama menyerang satu sama lain," kata dia.

Pemimpin Masjid Agung Paris Dalil Boubakeur mengatakan Muslim Prancis harus memasukkan dua agenda lagi di komunitas.

Baca: Presiden Hollande Gelar Pertemuan dengan Pemuka Agama

Boubakeur mengatakan harus ada pelatihan yang lebih baik bagi imam Muslim. Ia juga mendesak adanya reformasi institusi Muslim di Prancis. Boubaker tidak menjelaskan lebih lanjut.

Jaksa Prancis sejauh ini telah mengidentifikasi seorang pelaku penyerangan pendeta Paris. Pelaku Adel Kermiche masih berusia 19 tahun dan ia tinggal di Normandy. Otoritas mengatakan ia pernah dua kali mencoba pergi ke Suriah menggunakan dokumen identitas anggota keluarganya.

Ia ditangkap di luar Prancis dan kemudian dipulangkan. Ia diserahkan pada otoritas dan diberi gelang pelacak karena berisiko melakukan tindak terorisme. Saat melakukan penyerangan gereja ia masih mengenakan gelang pelacak tersebut.

Identitas pelaku kedua belum dipublikasikan.

 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement