Kamis 28 Jul 2016 13:03 WIB

Puluhan Jenis Fauna di Jabar Terancam Punah

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Flora dan Fauna
Foto: Republika/Yasin Habibi
Flora dan Fauna

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat, kaya akan flora dan fauna. Saat ini, Jabar memiliki 6.500 jenis flora. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4.500 jenis merupakan tumbuhan asli yang tumbuh di lokasi khusus dan tidak ada di daerah lain. Namun, untuk fauna di Jabar, puluhan jenisnya terancam punah.

Potensi fauna di Jabar, meliputi 499 spesies burung. Sekitar, 15 jenis di antaranya terancam punah seperti Elang Jawa yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun.

Untuk hewan mamalia, ada 137 jenis dengan 22 jenis di antaranya terancam punah seperti Banteng di Pangandaran dan hutan Sancang, termasuk hewan endemik yang terancam punah. Untuk potensi ikan air tawar, di Jabar tercatat ada 132 jenis dengan 13 jenis di antaranya terancam punah bahkan diduga telah punah seperti Ikan Tagih (ikan khas sungai Citarum).

Melihat kondisi ini, Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, meminta kepada seluruh masyarakat untuk lebih peduli dan memperhatikan tentang pentingnya lingkungan hidup bagi sumber kehidupan. Heryawan mengimbau pada masyarakat untuk terus meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keberadaan flora dan fauna. Selain itu, masyarakat diminta membantu memulihkan lingkungan dan mensukseskan gerakan rehabilitasi lahan kritis di Jabar.

“Sukseskan pula gerakan Citarum Bestari dengan cara menjaga kualitas lingkungan termasuk didalamnya sumber air dan pemeliharaan kawasan sempadan sumber air,” ujar Heryawan yang akrab disapa Aher, Rabu petang (28/7).

Aher mengatakan, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni, diharapkan dapat lebih meningkatkan komitmen dan sinergi antara pemangku kepentingan pembangunan di Jabar. Agar, bisa  bersama-sama menjaga dan memelihara kelestarian, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Hal ini, demi tercapainya kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat secara berkesinambungan.

“Kondisi saat ini, banyak flora dan fauna yang terancam punah. Jadi, mari kita bersama-sama jaga dan pelihara kelestarian alam,” katanya

 

Sebelumnya, Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2016 ini terasa istimewa karena di tengah upaya bersama dalam melestarikan lingkungan hidup Jawa Barat, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menerima Penghargaan Nirwasita Tantra 2016 Tingkat Provinsi, pada puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2016 Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Istana Siak Sri Indrapura Provinsi Riau, Jumat lalu (22/07). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.

Menurut Wakil Gubernur Deddy Mizwar, penghargaan yang diterimanya ini bukan target. Karena, Ia melakukan pelestarian lingkungan agar tidak dzalim kepada generasi berikutnya.

Nirwasita Tantra Award adalah penghargaan dari pemerintah terhadap Kepala Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota) yang dinilai memiliki kepemimpinan yang mampu merumuskan dan menerapkan kebijakan dan program kerja berbasis pembangunan berkelanjutan guna memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.

Penilaian penghargaan Nirwasita Tantra didasarkan atas dokumen status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD), yaitu Dokumen yang menyatakan kondisi, permasalahan, dan kebijakan dan/atau program yang ditetapkan dan diterapkan oleh Daerah dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup di daerahnya.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengakui rencana untuk mendatangkan Panda asal Negeri Tirai Bambu, Tiongkok, ke Indonesia sangat sulit. Karena, hingga saat ini pemerintah harus menjalani beberapa persyaratan ketat agar Panda-panda tersebut bisa ditempatkan di Taman Safari Indonesia, Jawa Barat.

"Sampai sekarang masih diproses, saya tidak tahu mungkin dalam waktu dekat ini bisa sudah didatangkan," kata Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Lembaga antara Pusat dan Daerah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  Ilyas As' ad, disela-sela Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia Tingkat Provinsi Jawa Barat, belum lama ini.

Ilyas mengatakan, sejumlah persyaratan ketat diberlakukan oleh Pemerintah Cina kepada Indonesia jika ingin merawat Panda. Misalnya,  jenis bambu yang dikonsumsi oleh Panda hanya bambu kuning. Pihaknya pun, harus mengecek berulang-ulang karena suhu ruangan untuk Panda juga harus benar-benar diatur.

"Dia sangat protektif. Itu pokoknya sangat ketat sekali. Saya tidak bisa sebut harganya (Panda) karena sedang negosiasi," katanya.

Ilyas memastikan tidak ada barter satwa asli Indonesia terkait rencana untuk mendatangkan Panda asal Cina tersebut. "Rencana ini sudah kita bahas hampir satu tahunan. Pokoknya tidak ada barter dengan satwa asli di kita," katanya.

Ilyas mengatakan, jika nantinya Panda asal Cina tersebut berkembang biak maka anak Panda yang dihasilkannya tidak bisa menjadi milik pemerintah Indonesia. Sulitnya mendatangkan satwa dari luar negeri ke Indonesia ini, berbanding terbalik dengan kasus penyelundupan satwa asli Indonesia ke luar negeri oleh oktum tertentu.

"Hampir tiap hari, ada satwa kita yang dijual (secara ilegal) luar negeri," kata Ilyas. N Arie Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement