Kamis 28 Jul 2016 20:00 WIB

Dirut BPJS Imbau Masyarakat tidak Buat Kartu Lewat Pihak Ketiga

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Esthi Maharani
Dirut BPJS Kesehatan Fahmi Idris.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Dirut BPJS Kesehatan Fahmi Idris.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Direktur Utama (Dirut) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan , Fahmi Idris meminta masyarakat tidak membuat kartu dengan bantuan pihak ketiga.

"Kasus ini bisa terjadi di mana saja. Masyarakat jangan pernah mau mengurus melalui pihak ketiga, utamanya bagi peserta mandiri, " tegas Fahmi usai rapat koordinasi penanganan BPJS palsu di Gedung Kemenko PMK, Kamis (28/7).

Untuk mencegah terulangnya kasus serupa, ia berkomitmen melakukan sosialisasi yang lebih masif ke daerah-daerah. BPJS Kesehatan pun akan bekerjasama dengan Kemendagri dan Kemensos untuk penyampaian informasi hingga tingkat RW dan RT. Sosialisasi, kata Fahmi, akan diberikan melalui telegram dari Kemendagri kepada para bupati dan walikota.

"Dari sana akan dilanjutkan ke tingkat RW hingga RT. Setelah itu ada sosialisasi pendukung dari para pendamping program keluarga harapan (PKH) Kemensos," tambah dia.

(Baca juga: Menkes: RS Harus Tetap Layani Pasien BPJS Palsu)

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, mengatakan nantinya ada sekitar 22 ribu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang siap membantu sosialisai mengenai kartu BPJS Kesehatan di tingkat keluarga. Ia menyatakan kerja sama dengan BPJS Kesehatan merupakan bentuk efisiensi dari perlindungan program jaminan sosial.

"Utamanya memang bagi peserta PKH dan keluarga miskin lainnya. Jangan sampai mereka ingin mendapatkan manfaat program jaminan kesehatan nasional tetapi malah ditipu oknum pembuat BPJS palsu," ujar Khofifah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement